HR Tritunggal Mahakudus/C: Kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus
“Allah adalah kasih” (1Yoh 4:8) adalah deskripsi Alkitab yang paling
singkat dan terbaik tentang siapakah Allah itu. Dengan demikian, karena kita
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, hal terbaik untuk ‘menggambarkan’
atau ‘menghadirkan’ Allah di dunia kita sekarang ini adalah melalui tindakan
kasih kita. Kasih merupakan tema utama Hari Raya Tritunggal Mahakudus ini. Di
hari minggu Hari Raya Tritunggal Mahakudus tahun liturgi C ini, kita
mendengarkan berbagai dimensi Kasih yang diungkapkan dalam Bacaan-bacaan Kitab
Suci.
Bacaan-bacaan suci ini mengungkapkan tiga hal:
1. Allah adalah Sang Pencipta, dan kasih itu kreatif: Bacaan Pertama hari Minggu ini (Ams 8:22-31) dikutip
dari Kitab Amsal yang berisi kumpulan nasihat dan petunjuk bijaksana untuk mencerahkan
pikiran. Bacaan ini berbicara tentang kehadiran Sang Kebijaksanaan, Ia bersama
dengan Allah ketika Allah menciptakan alam semesta. “Aku ada serta-Nya sebagai
anak kesayangan” menunjukkan bagaimana Sang Kebijaksanaan bekerja sama dengan Allah
sebagai “perancang segala sesuatu” (lihat Ams 7:21). Sang Kebijaksanaan itu
adalah Sang Firman Allah. Yohanes pun memberi kesaksian “Pada mulanya adalah Firman; Firman
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.” (Yoh
1:1-3) Dalam tindakan penciptaan, kita melihat Sang Kebijaksanaan sebagai Anak
Allah, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah,
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (1:18). Dalam ini, dinyatakanlah suatu hubungan kreatif orang
tua dan anak yang penuh kasih yang menghasilkan penciptaan dunia. Dalam
tindakan penciptaan, Allah dinyatakan sebagai Kasih.
2. Tuhan Yesus adalah Sang Juru Selamat, kasih-Nya
menebus kita: Bacaan kedua hari
Minggu ini (Rm 5:1-5) dimulai dengan pernyataan, “kita yang dibenarkan karena iman,
kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus
Kristus.” (Rm 5:1) Allah mengutus
Yesus ke dunia karena kasih-Nya yang tak bersyarat untuk menyelamatkan manusia
(Yoh 3:16). Bacaan ini menyatakan dimensi Tritunggal, yaitu Yesus adalah
pembawa damai, pembangun jembatan, yang menghubungkan kembali manusia dengan Allah.
Ini adalah karunia Allah: melalui persatuan kita dengan Kristus, kita diikutsertakan
dalam kemuliaan Allah. Namun, sama seperti kita berbagi harapan di dalam Allah,
kita juga harus berbagi penderitaan yang terjadi dalam hidup kita, karena “kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan.” (Rm 5:3-4) Kita mempunyai pengharapan untuk hidup dalam kasih, sama
seperti ketiga pribadi Allah Tritunggal hidup yang tinggal dalam kasih yang
sempurna dan saling memberi diri. Kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati
kita tergambarkan dalam peristiwa pembaptisan, di mana air baptisan dicurahkan
kepada kita dan kita pun dimasukkan ke dalam Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Dengan
menjadi anggota Gereja, yang adalah Tubuh Kristus, setiap orang Kristen
mengikuti jejak yang telah dijalani oleh Yesus Kristus, yaitu dari penderitaan menuju
kehidupan baru. Di sini kita melihat aspek penebusan, keselamatan dalam Kasih.
3. Roh Kudus adalah Sang Penuntun, pendukung dalam kasih
dan penghiburan: Perikop Injil
yang dibacakan pada hari Minggu ini (Yoh 16:12-15) berasal dari ‘doa imamat
Yesus’ pada saat Perjamuan Terakhir ketika dia menjanjikan kepada murid-muridnya
karunia Roh Kudus, yang disebut sebagai “Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran” (Yoh 16:13). Sebelum kematian Yesus, para murid tidak memahami
pentingnya pesan ini. Seperti orang lain pada umumnya, mereka hanya dapat
berpikir dengan mengacu pada diri sendiri daripada berpusat pada Tuhan sendiri.
Yesus menjanjikan Roh kepada mereka sebagai penghibur, pembimbing dan guru. Dengan
janji ini, Yesus mau mengajarkan kebenaran mendalam tentang Allah. Doa Yesus
itu mengyatakan bahwa Roh Kudus melanjutkan dan mengukuhkan pekerjaan yang
dipercayakan oleh Bapa kepada Putra, yaitu selalu menghibur, mendukung dan
menguatkan murid-murid Kristus. Di sini, kita melihat aspek pencerahan dan
pemberdayaan dari kasih Allah.
Dalam Mazmur hari Minggu ini (Mzm 8), kita menyanyikan : “Betapa megah nama-Mu, ya Tuhan, seluruh bumi!” Bahkan sebelum kita memuliakan nama Tuhan,
seluruh alam semesta telah menggemakan simfoni pujian untuk kemuliaan-Nya ke seluruh ujung bumi. Kemuliaan karya Allah terbentang melintasi langit, “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan
bintang-bintang yang Kau pasang, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia shingga Engkau mengindahkannya?” Kita telah diciptakan melalui Firman, melalui Sang Sabda Kebijaksanaan. Maka marilah kita senantiasa memberikan kemuliaan bagi Allah Tritunggal - Sang Pencipta, Sang Penebus, Sang Penuntun - dan menjadi 'citra' kasih Allah di dunia.
“Allah adalah
kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam
Allah dan Allah di dalam dia.”
(1Yoh 4:16) Kata-kata dari Surat Pertama Rasul Yohanes ini mengungkapkan dengan
sangat jelas inti misteri iman kristiani: Allah yang diimani oleh para pengikut
Kristus dan pengaruh-Nya dalam diri mereka. Dengan demikian, kehidupan para
pengikut Kristus pun bisa diringkaskan sebagai kehidupan orang-orang yang “telah mengenal dan telah percaya
akan kasih Allah kepada kita.”
(lihat 1Yoh 4:16)
Dari warta Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari Minggu
ini, menjadi nyatalah bagi kita bahwa dogma Trinitas bukanlah suatu teori
tentang Allah, melainkan sebagai suatu rangkuman dan kesimpulan iman Gereja
akan seluruh sejarah karya kasih Allah yang mau menyelamatkan manusia dalam
Kristus, dan oleh Roh Kudus. “Allah adalah kasih” (1Yoh 4:8), demikianlah dikatakan
dalam Alkitab tentang siapakah Allah itu. Dengan demikian, karena kita
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, hal terbaik untuk ‘menggambarkan’
atau ‘menghadirkan’ Allah di dunia kita sekarang ini adalah melalui tindakan
kasih kita, kasih kepada keluarga, sesama dan juga setiap orang yang kita
jumpai.
No comments