Latest News

'

Hari Raya Pentakosta/C: Membuka diri bagi kehadiran Roh Kudus



Pentakosta secara harfiah berarti hari ke-50. Bagi orang-orang Yahudi, Pentakosta adalah pesta yang dirayakan pada hari ke-50 setelah pesta Paskah Yahudi, yang memperingati keluarnya Bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Sedangkan bagi orang-orang Kristiani, Pentakosta adalah pesta yang dirayakan pada hari ke-50 setelah pesta Paskah Kebangkitan Yesus Kristus. Pentakosta Yahudi awalnya merupakan pesta syukur sesudah panen. Belakangan, orang-orang Yahudi memasukkan peringatan Perjanjian Allah dengan Nuh setelah Air Bah dan dengan Musa di Gunung Sinai. Bagi orang-orang Kristen, Pentakosta, Bersama dengan Natal dan Paskah, merupakan hari-hari raya besar. Pada pesta Natal, kita merayakan saat kelahiran Yesus Kristus dalam tubuh fisik-Nya. Pada pesta Pentakosta, kita merayakan saat kelahiran Gereja, yaitu persekutuan orang-orang yang telah dilahirkan kembali ke dalam Tubuh Mistik Yesus Kristus.

Apa yang terjadi pada saat Pentakosta sehingga hari ini kita rayakan secara lebih khusus dan meriah? Pada hari Pentakosta:
  1. Roh Kudus turun ke atas para Rasul dan Perawan Maria dalam rupa lidah-lidah seperti nyala api;
  2. Para Rasul yang semula diliputi ketakutan berubah menjadi para pengkhotbah dan penginjil yang berapi-api. Mereka diberi karunia bahasa roh melalui pengurapan khusus dari Roh Kudus;
  3. Para pendengar mengalami pengurapan dalam Roh Kudus melalui karunia Roh yang disampaikan oleh para Rasul: mereka mendengar Petrus berbicara dalam bahasa asli mereka;
  4. Orang-orang Kristen perdana menjadi para saksi yang kuat dan para martir yang berani karena Iman mereka di dalam Yesus.
Dari apa yang terlaksana di antara Jemaat Kristen Perdana, menjadi nampak jelaslah peran Roh Kudus dalam kehidupan orang Kristen:
  1. Sebagai Allah yang tinggal di dalam diri kita, Roh Kudus menjadikan kita sebagai Bait Kudus-Nya (I Kor 3:16).
  2. Sebagai Allah yang menguatkan, Ia menguatkan kita dalam perjuangan kita melawan pencobaan dan dalam perutusan kita untuk memberikan kesaksian tentang Kristus melalui kehidupan Kristen yang transparan.
  3. Sebagai Allah yang mengajar dan membimbing, Ia menjelaskan dan terus-menerus mengingatkan kita akan ajaran Kristus.
  4. Sebagai Allah yang mendengarkan dan berbicara, Ia mendengarkan doa-doa kita dan memampukan kita untuk berdoa, dan Ia berbicara kepada kita terutama melalui Alkitab.
  5. Sebagai pemberi rahmat, Ia memperkaya kita dengan karunia-karunia, buah-buah dan karisma-kharisma dari-Nya.
  6. Sebagai Tuhan yang menguduskan, Dia menyucikan kita melalui Sakramen-sakramen:
  • Ia menjadikan kita anak-anak Allah dan pewaris surga melalui Sakramen Pembaptisan.
  • Ia menjadikan kita bait suci Allah, prajurit dan pembela Iman, melalui Sakramen Penguatan.
  • Ia memampukan kita untuk diperdamaikan dengan Allah dengan mengampuni dosa kita melalui sakramen Rekonsiliasi.
  • Ia memberi kita makanan rohani melalui Sakramen Ekaristi dengan mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Yesus melalui Epiklesis (: suatu bagian dari Doa Syukur Agung).
Perayaan Pentakosta ini mengundang kita untuk membuka diri bagi Roh Kudus supaya Ia sendirilah yang mengendalikan hidup kita. Bagaimana caranya?
  1. Dengan terus-menerus mengingat kehadiran suci-Nya dan berperilaku baik;
  2. Dengan berdoa untuk pengurapan-Nya setiap hari agar kita dapat melawan pencobaan dan mengendalikan kecenderungan jahat, kebiasaan jahat dan kecanduan;
  3. Dengan meminta setiap hari bantuan-Nya untuk berdoa, mendengarkan Tuhan melalui pembacaan Alkitab secara meditatif dan berbicara kepada-Nya; dan
  4. Dengan meminta bantuan Roh Kudus agar kita dapat melakukan kebaikan bagi orang lain dan berdamai dengan Allah dan orang lain setiap hari.

No comments