Latest News

'

DOA YESUS

I. APAKAH DOA ITU ?

Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah yang diungkapkan dalam suatu percakapan, pujian, syukur, permohonan, kerinduan, penyesalan. Dalam doa kita masuk dalam keheningan dan mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada kita.

Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupaNya sendiri. Ia begitu mengasihi kita dan Ia ingin agar kita memasuki hubungan yang mesra dengan Dia. Hubungan antara manusia dengan Allah itu bukan buah pikiran atau khayalan manusia, melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang menanamkan kerinduan itu di dalam hati manusia. Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sungguh-sungguh dan memasuki aliran hidup yang ada di dalam diri Allah sendiri. Dalam Kristus Bapa menawarkan cintaNya kepada kita. Ia ingin agar kita memasuki persekutuan hidup denganNya. Jadi Allah yang lebih dahulu menawarkan hubungan ini kepada kita. Agar supaya kita dapat menjawab tawaran Allah ini dengan semestinya, Allah telah mengutus RohNya sendiri untuk membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan (Rm 8:26)
II. YESUS ADALAH TELADAN KITA DALAM BERDOA

Yesus adalah pendoa yang sejati. Dalam seluruh hidupNya Ia mempunyai hubungan yang mesra dengan BapaNya. Kita melihat dalam Injil : Yesus sering pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Mrk 1:35); Yesus berdoa di atas gunung Tabor bersama murid-muridNya (Luk 9:28-30); dalam pelayananNya kepada orang banyak Yesus selalu berdoa; ketika mengadakan perbanyakan roti Yesus menengadah ke langit, mengucap syukur kepada BapaNya; Yesus berdoa di taman Getsemani ketika akan menghadapi ajalNya (Luk 22:39-46). Jadi dapat disimpulkan bahwa doa Yesus memancar keluar dari hubunganNya yang mesra dengan Allah Bapa.

Semakin Yesus bergaul mesra dengan BapaNya, semakin nyata bahwa Yesus selalu hidup di hadirat Bapa, seperti dikatakan dalam Injil Yoh 4:34 “MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” dan dalam Yoh 5:19 “Apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.”

Yesus juga mengundang kita semua untuk mengambil bagian dalam hubunganNya yang mesra dengan BapaNya ini. Ia mengutus RohNya supaya dalam kuasa Roh itu kita dijadikan anak-anakNya dan mengambil bagian dalam misteri hubungan yang mesra dengan Allah Bapa. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh 17:2).
III. INTI DOA YESUS

Doa Yesus amat populer dalam tradisi Gereja Timur dan sudah tersebar luas juga dalam Gereja Katolik. Inti doa Yesus ini adalah penyeruan nama Yesus. Itulah sebabnya disebut doa Yesus. Penyeruan nama Yesus itu bukan hanya secara mekanis saja, tetapi harus disertai dengan iman, harapan, dan kasih. Penyeruan nama Yesus itu harus merupakan ungkapan kerinduan hati untuk mengenal dan mengalami kasihNya. Kita mencurahkan seluruh isi hati kita, kerinduan kita dalam nama suci itu.

Doa ini bersandar pada kekuatan nama Allah. “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kis 2:21, Kis 4:12). Dengan menyerukan nama Yesus kita memanggil hadir Yesus sendiri atau lebih tepat kita menghadirkan diri pada Yesus yang sesungguhnya sudah senantiasa hadir, tetapi tidak kita sadari kehadiranNya. Nama Yesus itu akan menyelamatkan, menyembuhkan, menyucikan kita.
IV. RUMUSAN DOA YESUS

Secara konkrit rumusan doa Yesus berbunyi : “Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku.” Ada pula yang memakai rumusan : “ Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup, kasihanilah aku orang yang berdosa ini.” Seruan ini berasal dari seruan si buta dari Yerikho yang memohon kesembuhan kepada Yesus (Luk 18:38). Ada pula yang memakai seruan si pemungut cukai : “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini (Luk 18:13). Juga dapat hanya disebutkan “Tuhan Yesus” saja, atau bahkan hanya “Yesus” saja.

Kata-katanya dapat berbeda beda, tetapi sangat dianjurkan berpegang pada satu rumusan saja. Banyaknya kata-kata dalam doa kerapkali mengisi roh kita dengan gambaran-gambaran yang tidak berguna serta menceraiberaikan perhatian, sedangkan kata tunggal menghasilkan pemusatan perhatian ke dalam, demikian nasehat Santo Yohanes Climakus, salah seorang tokoh dalam bidang ini.
V. LATIHAN PENYADARAN

Seringkali orang sukar sekali berdoa karena kebisingan dan keramaian jiwanya. Oleh karena itu perlulah diciptakan keheningan dalam dirinya lebih dahulu, supaya ia dapat memasuki doa yang lebih dalam. Untuk tujuan ini dapat dipakai latihan penyadaran. Tujuan latihan ini adalah untuk memperbesar daya konsentrasi dan kepekaan terhadap alam sekitar dan dengan demikian juga kepekaan terhadap karya Roh di dalam dirinya. Dalam latihan penyadaran itu kita dapat mengarahkan diri pada suara, memusatkan pandangan pada sesuatu seperti salib, lilin, merasakan sentuhan pada pakaian yang melekat di tubuh, merasakan udara yang sejuk yang menyentuh kulit, menyadari pernafasan dll. Latihan penyadaran ini dilakukan untuk membantu konsentrasi. Latihan ini sebaiknya dilakukan di luar doa Yesus. Kalau dipakai di dalamnya juga, baiklah secara singkat saja, 2-3 menit sudah cukup.
VI. DOA DAN PERNAPASAN

Doa ini dapat dimulai dengan bantuan tasbih. Doa ini dapat didoakan setiap waktu, dalam situasi apapun juga, di dalam bis, atau kereta api, atau ketika kita melakukan aktivitas sehari-hari yang tidak membutuhkan konsentrasi penuh, misalnya mengemudikan kendaraan, menyapu, berjalan, menunggu antrian dokter, dll.

Doa Yesus ini hendaknya bukan hanya aktivitas lahiriah saja, namun harus membawa kita kepada doa yang lebih batiniah. Untuk mencapai tujuan itu kita dapat mengiramakan doa itu dengan pernapasan, seturut keluar masuknya napas. Misalnya : waktu menarik napas, kita mendoakan: “Tuhan Yesus Kristus”, waktu mengeluarkan napas, kita menyerukan : “kasihanilah aku.” Rumusan ini dapat pula lebih pendek: “Tuhan” dan “Yesus” saja, bahkan hanya nama Yesus saja, “Ye—sus” atau “Ye—su.”

Dengan mengatur doa seturut pernapasan, roh kita menjadi tenang dan menemukan damai. Perhatiannya mudah dipusatkan dan ia sedikit demi sedikit menguasai gerak pikiran, fantasi, ide-ide. Ia menjadi terarah ke dalam dan makin menjadi satu, sehingga terciptalah harmoni.
VII. HALANGAN-HALANGAN DOA

Menurut St. Theresa dari Avila, Allah bertahta di kedalaman lubuk hati kita. Allah berdiri di depan pintu hati kita dan mengetuk (Why 3:20). Untuk berjumpa dengan Allah, kita harus masuk ke dalam hati kita. Hal ini hanya bisa terlaksana kalau kita mengheningkan hati dari segala macam keributan seperti kecemasan, ketakutan, kekuatiran, dendam, rasa bersalah, iri hati. Kita tidak boleh menyimpan jimat, belajar ilmu gaib / bela diri, mempunyai ikatan dengan kuasa gelap / perdukunan / tukang ramal / dosa. Untuk itu kita harus membuka hati terhadap Tuhan, minta pengampunan, bertobat dan merasakan kerahimanNya / belas kasihanNya.
VIII. MOTIVASI BERDOA

Hendaklah doa Yesus ini dijalankan dengan motivasi yang murni. Doa Yesus hendaknya merupakan persembahan diri yang murni kepada Allah, yang diungkapkan dengan persembahan waktu secara cuma-cuma bagi Tuhan, atau pemborosan waktu bagiNya, sebab Dia pantas dicintai demi diriNya sendiri.

Doa kita harus bertujuan untuk sekedar hadir kepada Allah yang dirindukan oleh jiwa kita. Biarpun kadang-kadang doa itu kering sekali, toh doa ini sangat berharga, sebab dalam keheningan dan ketenangan Allah dapat menyatakan diri secara rahasia kepada jiwa, dan secara rahasia Allah mencurahkan cinta dan kebijaksanaan dalam hati kita, sehingga tanpa mengetahui bagaimana caranya, hati kita mulai berkobar dalam cinta kasih Allah dan lebih merindukan Dia.
IX. GEJALA-GEJALA YANG KADANG-KADANG MENYERTAI DALAM DOA

Dalam doa Yesus kadang-kadang timbul gejala-gejala seperti : badan bergoyang ke depan / belakang / samping, melihat terang / sinar, melihat vision / penampakan, tangan bergetar, merasa dipeluk Yesus, air mata mengalir, mengalami aliran hangat / dingin, dll. Pengalaman-pengalaman tersebut tidak usah diperhatikan. Janganlah kita mencari pengalaman-pengalaman dalam doa. Kalau ada pengalaman, kita sepantasnya bersyukur; kalau tidak ada pengalaman, kita juga tetap bersyukur sebab dalam doa kita tidak mencari hiburan / pengalaman melainkan mencari Yesus yang hadir dalam hati kita.
X. BUAH-BUAH DOA YESUS

1. Doa Yesus dapat memulihkan keutuhan manusia. Akibat dosa asal, manusia terpecah belah, pikiran dan perasaan sukar terpusat kepada Allah, kodratnya terluka, sehingga daya-daya jiwa tidak bekerja dengan harmonis, pikiran melayang-layang, perasaan bermacam-macam (susah-senang, sakit hati, cinta-dendam) dan kemauan menjadi lemah. Dalam Tradisi Gereja Timur, nama Yesus tidak boleh hanya berhenti di otak, tetapi harus turun ke hati. Jadi, dengan pikiran yang mengulang-ulang nama Yesus dan hati yang terpusat kepada Allah, pribadi kita akan menjadi utuh kembali, daya perhatian dan konsentrasi kita diperbesar serta ingatan kita menjadi lebih kuat.

2. Doa Yesus dapat menjadikan kita lebih peka terhadap dorongan Roh Kudus. Kalau hati dan pikiran tenang dan damai, suara Tuhan mudah terdengar. Bila orang makin terbuka kepada Roh Kudus, buah-buah Roh (Gal 5:22) juga akan nampak dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Bila doa Yesus dilakukan dengan tekun dan setia, doa ini akan menghantar kita kepada kontemplasi yang murni, karena roh membiasakan diri untuk mengarahkan perhatiannya kepada satu arah, yaitu kehadiran Yesus. Pelanturan sedikit demi sedikit berkurang, dan pada akhirnya hilang. Roh kita akan memasuki tahap keheningan yang mendalam dan kita akan berdoa dalam roh dan kebenaran serta mencapai tahap kontemplasi. Keheningan dibutuhkan manusia untuk berkembang secara rohani. Di sini kita dapat mengalami penyembuhan dari kekacauan psikis / kekosongan hidup masa lampau, dibebaskan dari ikatan-ikatan yang tidak teratur, dan mengalami cinta kasih Allah yang tak terkatakan. Dalam hidup ini kita akan dipenuhi oleh kebahagiaan akan kehadiran Allah serta mengalami kemanisan kemuliaan surgawi sudah dalam hidup ini. Kita dibebaskan dari segala macam kerisauan serta lebih tahan menanggung segala beban dan salib kehidupan. Budi kita akan memperoleh terang ilahi yang lebih besar sehingga kita akan lebih dapat menyelami misteri Allah, baik dalam Kitab Suci maupun dalam karya Allah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

4. Doa Yesus dapat mempengaruhi kehidupan fisik kita. Pernapasan yang teratur akan membantu kesehatan kita.

XI. KEHENINGAN DAN KONTEMPLASI

Bila suatu saat kita merasa tertarik untuk diam saja tanpa mengucapkan sesuatu, turutilah dorongan untuk diam itu tanpa menyebut nama Yesus, asalkan dalam diam itu kita secara samar-samar menyadari bahwa Allah hadir. Dalam hal ini janganlah takut untuk diam saja tanpa berbuat sesuatu, janganlah takut untuk menganggur, karena diam seperti itu lebih berharga dari segala aktivitas yang dapat dipikirkan, entah dengan budi, entah dengan ingatan sendiri ataupun dengan kehendak. Justru dalam keheningan inilah Roh Allah tanpa halangan dapat memurnikan serta membebaskan kita dari ikatan-ikatan, serta mencurahkan kebijaksanaan dalam diri kita. Tanpa tahu bagaimana caranya Tuhan menumbuhkan kebajikan-kebajikan dalam diri seseorang.

Doa Yesus dapat mengahantar orang pada kontemplasi yang murni. Kontemplasi berasal dari kata ‘contemplare’ yang berarti memandang Allah dengan sikap sembah sujud penuh hormat / perhatian. Di sini yang dipandang adalah Allah berserta misteri-misteriNya. Kita memandangNya dengan sikap iman penuh kekaguman seraya menyadari kebesaran dan kemuliaan Allah, sehingga kita tidak menemukan kata-kata lagi dan satu-satunya sikap yang pantas hanyalah diam penuh hormat dan kekaguman. Dalam sikap diam ini terkandung sikap penyerahan diri, sembah sujud dan keterbukaan terhadap Allah. Kita membiarkan diri diperlakukan oleh Allah menurut rencana dan kehendakNya.

XII. SIKAP TUBUH DALAM DOA YESUS

1. Duduklah di atas dingklik / kursi / bantal doa atau duduklah bersila.
2. Usahakan supaya punggung tegak dan pandangan lurus kedepan.
3. Letakkan tangan di pangkuan dengan posisi terbuka atau tertelungkup.
4. Pejamkan mata.
5. Bernafaslah biasa.
Diperbolehkan copy paste, dengan syarat
tetap menyertakan info SUMBER (SOURCE)-nya.
Sumber: PPAT1, www.holytrinitycarmel.com

No comments