Minggu Paskah V/C: Hidup baru dengan saling mengasihi
Bacaan-bacaan Kitab Suci hari Minggu Paskah V/C ini berbicara
tentang pembaruan dan hal-hal baru: Yerusalem Baru, langit dan bumi baru, serta
perintah baru.
Bacaan pertama (Kis 14:21-27) mengisahkan bagaimana
komunitas kecil jemaat Kristen perdana saling membantu karya pembaruan dalam diri
anggota-anggotanya dengan kasih (agapé)
meniru kasih yang telah mereka terima dari Paulus dan Barnabas.
Bacaan kedua (Why 21:1-5a) memyampaikan pewahyuan bagaimana
Allah memperbaharui Gereja-Nya, Yerusalem Baru, dengan hadir dalam diri anggota-anggotanya,
dalam komunitas beriman dan dalam perayaan liturgi mereka. “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”
(Why 21:5a).
Perikop Injil hari ini (Yoh 13:31-35) mengisahkan kepada kita
rahasia dari pembaruan orang Kristen, yaitu pelaksanaan dengan setia perintah
baru Yesus: “Sama seperti Aku telah
mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh 13:35).
Yesus telah menambahkan unsur baru pada perintah kasih dari Perjanjian Lama
dengan mengajarkan kepada kita bahwa ujian utama para muird-Nya adalah
mencintai orang lain dengan cara yang sama seperti Yesus telah mengasihi kita,
dengan kasih yang penuh pengorbanan, kasih tanpa syarat (agapé). Karena itu, pembaruan kehidupan orang Kristen berarti
perubahan visi secara radikal dan penataan kembali prioritas hidup kita.
Pembaruan diri semacam itu memampukan kita untuk merangkul sikap baru,
nilai-nilai baru, dan standar baru dalam berhubungan dengan Tuhan, dengan orang
lain dan, tentu saja, dengan seluruh lingkungan hidup kita.
Warta Sabda Tuhan ini mengundang kita untuk :
1) Mengasihi
diri kita sendiri sehingga kita dapat belajar untuk saling mengasihi satu sama
lain. Perintah lama (Im
19:1-2,9-18) mengatakan: “Kasihilah
sesamamu seperti dirimu sendiri”. Kita tidak bisa belajar untuk menghargai dan
memperhatikan orang lain jika kita tidak pernah belajar untuk melakukan hal
yang sama untuk diri sendiri. Kita bisa menjadi utuh dan suci hanya ketika kita
belajar untuk mengasihi diri kita sendiri dengan benar, mengakui kenyataan
bahwa kita adalah anak-anak Allah dan bahwa Allah Tritunggal tinggal di dalam diri
kita, membuat tubuh kita menjadi “bait Roh Kudus”.
2) Mengasihi orang
lain dalam kehidupan kita sehari-hari: Tuhan Yesus mengundang kita untuk
mengasihi sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. Kita mengasihi orang lain
dengan menanggapi kebutuhan harian mereka akan cinta dan kasih sayang. Kita
mengasihi orang lain dengan menghibur dan melindungi mereka yang mengalami kekecewaan.
Kita mengasihi orang lain dengan melayani mereka. Sekecil apa pun pelayanan
tersebut, kita melihat wajah Yesus di dalam diri mereka yang kita layani. Kita
mengasihi orang lain dengan memaafkan mereka dan bukannya mengutuk. Akhirnya,
kita mengasihi orang lain dengan membagikan dan mengorbankan waktu, talenta,
dan berkat kita.
3) Menunjukkan kasih
kita kepada orang lain dalam perjumpaan dan persekutuan umat di Paroki kita:
Ketika kita berkumpul sebagai jemaat beriman, kita memiliki kesempatan untuk
menunjukkan kasih kita satu sama lain. Salah satu ciri khas utama Orang Kristen
adalah interaksi dalam kasih dan perhatian satu sama lain yang mengungkapkan
cinta dan penghargaan yang kuat seorang kepada yang sama lain. Penghargaan dan
kesiapan untuk mengampuni, seperti Kristus telah mengampuni kita, menjadi jalan
kemuridan para pengikut Kristus.
No comments