Minggu Paskah III/C: Mengalami Tuhan yang Bangkit
Bacaan Injil hari Minggu Paskah III/C ini mengisahkan pembaruan diri Petrus,
yang semula tiga kali menyangkal Yesus di halaman rumah Imam Agung Kayafas.
Petrus yang telah bertobat ini kemudian menerima perutusan dari Yesus untuk
menggembalakan Gereja. Bacaan-bacaan Alkitab hari minggu ini juga menunjukkan
bahwa Allah senantiasa mencari kita untuk kembali kepada-Nya, bahkan ketika
kita berusaha untuk menghindari-Nya.
Bacaan pertama (Kis 5:27-32, 40-41) mengisahkan bagaimana
Roh Kudus mengubah Petrus, yang telah ditunjuk Yesus sebagai kepala Gereja-Nya,
dari seorang pria yang takut akan orang-orang yang berkuasa menjadi saksi yang
berani untuk mewartakan kebangkitan Yesus. Mazmur 30 yang kita nyanyikan hari ini mengingatkan
bahwa Tuhanlah yang menyelamatkan kita dari kesusahan. Karena Tuhan pulalah,
tangisan sepanjang malam berubah menjadi sorak sorai pada saat menjelang pagi.
Bacaan kedua (Why 5:11-14) menyampaikan penglihatan kepada Yohanes tentang
Tuhan yang Bangkit sebagai “Anak Domba Allah” yang bertakhta di surga. Dalam
sebuah narasi yang kaya akan penggambaran, Yohanes menjelaskan bahwa Yesus
telah melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan telah memberi
kepada kita lebih dari yang seharusnya kita terima. Karena itulah para malaikat
menyanyikan pujian di sekitar takhta Allah. Apa yang dikisahkan dalam Kitab
Wahyu ini mengungkapkan harapan iman kristiani pada Tuhan yang telah bangkit.
Bacaan Injil menceritakan sebuah kisah setelah kebangkitan Sang Juruselamat kita. Dengan penuh belas
kasih, ia pergi mencari para murid-Nya yang sedang kecewa dan sedih. Yohanes
menyajikan kisah ini sebagai penampakan ketiga dari Yesus yang telah bangkit.
Peristiwa ini mau mengatakan bahwa penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya
bukanlah sekadar halusinasi. Di bagian pertama dari Injil hari ini, Yesus yang
bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya dan memberi mereka simbolisasi
dari perutusan mereka dalam berlimpahnya ikan yang ditangkap secara ajaib
diikuti dengan sarapan ikan bakar yang telah disiapkan oleh Yesus. Bagian kedua
Bacaan Injil ini adalah dialog antara Yesus dan Simon Petrus. Tiga kali Yesus
bertanya kepada Simon Petrus, "Apakah kamu mengasihi Aku?" dan Petrus
menjawab bahwa memang demikian adanya. Hal ini menjadi semacam pemulihan atas
tiga kali penyangkalan Petrus terhadap Yesus. Bacaan Injil hari minggu ini
menggunakan dua metafora, yaitu menjala dan menggembalakan. Keduanya
merupakan tugas perutusan Gereja di tengah dunia. Petrus, sebagai pendosa yang
diampuni, dipilih sebagai pemimpin dalam komunitas para murid Kristus karena
kualitas cintanya. Sebagai perutusannya yang utama, Tuhan Yesus memberinya
tugas untuk memelihara dan merawat domba-domba yang rentan, dan dia diberi tahu
bahwa kesetiaannya pada perutusan ini akan menuntunnya menuju kemartiran.
Bacaan-bacaan Alkitab hari minggu ini mengundang kita
untuk membuka mata, telinga dan hati kita lebar-lebar untuk melihat, mendengar,
dan mengalami Tuhan yang bangkit yang datang ke dalam hidup kita dalam berbagai
bentuk, keadaan, dan peristiwa:
- Tuhan Yang Bangkit memberkati kita dengan berbagai keberhasilan dan prestasi. Kita sering gagal mengakui kehadiran Tuhan Yang Bangkit di balik kesuksesan tak terduga kita, prestasi besar, promosi di tempat kerja, penyembuhan ajaib, dan keharmonisan relasi. Dia ada di sana di setiap pesta, perayaan dan kesempatan kita bersukacita.
- Tuhan Yang Bangkit hadir juga dalam penderitaan dan penderitaan kita: Kis 9:1-13 mengisahkan bagaimana Tuhan Yang Bangkit mengubah kehidupan Saul. Ia menampakkan diri di jalan menuju Damaskus sehingga Saul terjatuh dari kudanya dan buta untuk sementara waktu. Yesus yang sama sering mengunjungi kita ketika kita mengalami kecelakaan, penyakit, kehilangan orang-orang terkasih, rasa sakit dan penderitaan, dan masalah dalam hubungan.
- Tuhan Yang Bangkit mengunjungi kita melalui teman-teman dan orang-orang yang bersimpati pada kita: Dia hadir di antara mereka yang mengunjungi kita dan menyemangati kita di saat-saat sedih dan putus asa. Tuhan Yang Bangkit mengunjungi kita dalam bentuk bantuan tak terduga dari orang-orang yang paling tidak diharapkan.
- Tuhan Yang Bangkit hadir dalam ibadah kita: Dia hadir di altar selama Misa Kudus untuk berbagi kehidupan-Nya dengan kita; Dia hadir dalam kata-kata yang diwartakan Kitab Suci; Dia pun hadir dalam Sakramen-sakramen dan Dia juga hadir ketika dua atau tiga orang berkumpul dalam namanya (bdk. Matius 18:20).
No comments