Pendalaman Iman APP Pertemuan 4
PEMILU DAMAI
MASYARAKAT SEJAHTERA
(Matius 5: 13-16)
TUJUAN
Umat
memahami makna sabda Tuhan “Garam Dunia dan Terang Dunia” dan terpanggil untuk terlibat
pada Pemilu Serentak 17 April 2019, sehingga Pemilu berjalan aman, damai,
demokratis dan terpilih pemimpin yang berintegritas.
GAGASAN POKOK
Saudara-i yang
terkasih, reformasi di Indonesia
tahun 1998 membawa perubahan di berbagai sektor kehidupan. Salah satunya di
bidang ketatanegaraan.
Perubahan diawali
dengan amandemen UUD Th 1945. Posisi Majelis Permusyawaratan Rakyat setara
dengan lembaga-lembaga negara yang lain. Masa bakti Presiden dibatasi dua
periode. Presiden, Gubernur, dan Bupati/Wali Kota dipilih langsung oleh
rakyat. Pemilu diselenggarakan oleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang independen, dengan azas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil. Dibentuk juga komisi-komisi negara untuk menjalankan
fungsi advokasi dan pengawasan.
Perubahan yang terakhir adalah dilaksanakannya
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dan Pemilihan Umum (Anggota MPR,
DPD, DPRD, DPRD) dan (Presiden dan Wakil Presiden) serentak. Sesuai tahapan,
Pemilu serentak akan dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2019.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN
1. PEMBUKA
1.1. Lagu Pembuka
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain
yang sesuai dengan tema dan situasi.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, marilah
kita awali pertemuan kali ini dengan menyanyikan lagu: “Yesus Diutus Bapa” bait 1 dan 2 (PS. 691).
Yesus diutus Bapa
Ulangan: Yesus diutus Bapa di surga, kini tugasku
jadi utusan.
Ayat:
1. Bapa mengutus Yesus, Sang
Putra membawa slamat bagi dunia; kita diutus Yesus, Sang Guru; bawalah damai
pada sesama.
2. Tiada amal tanpa berkurban,
tiada karya tanpa derita, salib dipanggul, kurban ditanggung; itulah hidup
utusan Tuhan.
1.2. Pengantar Pertemuan
(Pemandu menyampaikan pengantar singkat yang berisi
sapaan, ucapan selamat datang, tema yang akan digumuli kepada peserta sekaligus
mengajak peserta untuk mempersiapkan diri dengan ajakan berdoa pembuka
bersama.)
Bapak, Ibu, dan Saudara/i terkasih, selamat
berjumpa dalam pertemuan ke-4 APP 2019. Dalam pertemuan yang lalu kita telah
merenungkan dan menghayati tema:
“NKRI, Kita Bhinneka Kita Indonesia, dan Amalkan Pancasila”. Pada
pertemuan yang ke-4 ini, kita akan merenungkan dan menghayati tema “Pemilu Damai Masyarakat Sejahtera”
sebagai perwujudan nyata pengamalan Pancasila sila ke-4. Pelaksanaan Pemilu
juga selaras dengan apa yang tertulis dalam salah satu pilar kebangsaan
Indonesia, yaitu UUD’45 pasal 22e mengenai Pemilu.
1.3. Tanda Salib dan Doa Pembuka
(Doa pembuka didoakan bersama-sama. Pemandu dapat
mengganti doa yang sudah disediakan sesuai dengan kebutuhan.)
P Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus.
U Amin.
Allah, Bapa Yang
Maha Kasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau anugerahkan kami Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dijiwai dengan Pancasila, UUD 1945, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Para Pendiri Bangsa telah mengajarkan kepada
kami untuk memilih para pemimpin melalui Pemilu yang diatur sesuai konstitusi.
Anugerahkanlah kepada kami semangat pengabdian yang tulus untuk ikut serta
membangun bangsa dan negara yang kami cintai ini. Demi Kristus, Tuhan dan
pengantara kami. Amin.
2. MENDALAMI SABDA
2.1. Pengantar Pendalaman Sabda
(Pemandu menyampaikan pengantar berkaitan dengan sabda
Tuhan yang akan dibacakan. Sedapat mungkin isi atau garis besar dari sabda
Tuhan yang akan dibacakan perlu disampaikan kepada peserta. Jangan lupa tema
yang diangkat sedikit banyak harus disinggung. Selanjutnya, pemandu perlu mengajak
peserta untuk terlibat dalam pewartaan dari sabda Tuhan tersebut.)
Bapak, Ibu, dan Saudara/i terkasih, pada
pertemuan yang ke-4 ini kita diajak untuk merefleksikan mengapa dan bagaimana
Gereja menanggapi Pemilu serentak tahun 2019.
Gereja Katolik di tengah kondisi problematika politik yang terjadi,
dipanggil untuk memainkan peran sebagai “pemandu moral” untuk keadaban publik
bangsa Indonesia dan berkontribusi bagi pendewasaan politik, hukum, dan budaya
bagi warga masyarakat.
Keterlibatan dalam pemilu menjadi tanda Gereja
hadir di tengah masyarakat. Gereja semakin membuka diri untuk terlibat secara
lebih dalam, khususnya, dalam bidang sosial politik melalui para awamnya. (Pleno VI/2011, VII/2013, VIII/2016; Sidang
KWI 2013)
Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 mengamanatkan
pemilihan umum (pemilu) Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR/DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota dan Anggota DPD dilaksanakan secara serentak dan pada
hari yang sama. KPU RI melalui
Peraturan KPU No. 7 Tahun 2017 telah menetapkan bahwa pemilu serentak akan
dilaksanakan Rabu, 17 April 2019.
Dalam merenungkan
tugas perutusan sebagai murid-murid Kristus, khususnya dalam Pemilu serentak
2019, kita akan membaca Injil Matius 5: 13-16.
2.2.
Pembacaan Sabda Tuhan
(Sabda Tuhan dibacakan. Pembacaan dapat dilakukan
oleh salah satu dari peserta atau dapat juga dibacakan secara bergantian ayat
demi ayat, atau juga dapat dibaca bersama oleh seluruh peserta.)
Garam Dunia dan Terang Dunia
13
“Kamu adalah garam dunia. Jika
garam itu menjadi tawar, dengan apakah harus
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14
Kamu adalah terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15
Lagi pula orang tidak menyalakan
pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16
Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di Sorga.”
P : Demikianlah
Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus
2.3.
Pendalaman Sabda
(Dalam kesempatan ini, pemandu mengajak peserta
untuk mendalami sabda Tuhan dengan bantuan pertanyaan pendalaman. Peserta
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Diharapkan pemandu dapat
menghindari dominasi jawaban oleh peserta tertentu.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i
terkasih, setelah kita dengarkan pewartaan sabda Tuhan, kini kita akan
mendalaminya dengan dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan. Mari, kita gumuli
satu per satu. Silakan nanti Bapak, Ibu, dan Saudara-i berkenan menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang ada.
1.
Apa yang dimaksud dengan
perumpamaan garam dan terang dunia menurut perikopa di atas?
2.
Bagaimana Bpk/Ibu/Sdr/i memaknai
perumpamaan garam dan terang dunia dalam hidup sehari-hari? Berikan contoh!
3.
Apa sumbangsih yang dapat
Bpk/Ibu/Sdr/i berikan agar Pemilu berjalan dengan luber, jurdil, aman, dan
damai?
4.
Apa kriteria pemimpin yang menjadi
pilihan Bpk/Ibu/Sdr/i agar terpilih Anggota Legislatif dan Presiden/Wakil
Presiden yang berintegritas?
2.4.
Peneguhan
(Pemandu menyampaikan beberapa hal pokok yang
disampaikan oleh peserta dengan menyesuaikan pesan yang mau disampaikan melalui
sabda Tuhan dan tema pendalaman.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, kita telah menggumuli sabda Tuhan
dan belajar dengan sharing pengalaman dan gagasan. Ada beberapa hal yang dapat
kita petik hikmahnya:
a)
Allah memanggil kita untuk menjadi
murid yang transformatif (berdaya guna bagi masyarakat), yaitu menjadi
seseorang yang beriman, berintegritas, dan memiliki semangat lebih sehingga
mampu memberi pengaruh baik terhadap setiap orang yang ada di sekitar kita.
b)
Garam tidak hanya digunakan untuk
menambah rasa pada masakan, tetapi juga digunakan untuk mengawetkan dan
membersihkan makanan dari kuman. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk
menjadi “provokasi kebaikan” di lingkungan tempat kita berada, serta menghalau
hal-hal menyimpang. Kita membantu orang-orang yang berada di sekitar kita agar
hidup mereka senantiasa berpengharapan kepada Allah.
c)
Terang memungkinkan kita untuk
berjalan dalam gelapnya malam. Menjadi pengikut Yesus berarti dipanggil untuk
terus memantulkan terang-Nya dan menunjukkan kepada orang lain jalan yang harus
mereka tempuh sesuai dengan yang Tuhan arahkan.
d)
Negara Republik Indonesia yang
berdarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 memilih jalan demokrasi sebagai bangunan
ketatanegaraan dan Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi pilihan proses pergantian
pemimpin. Pilihan ini patut disyukuri, karena proses pergantian pemimpin
berjalan dengan aman dan damai. Terpilih pemimpin (anggota Parlemen, Presiden
dan Wakil Presiden) yang terpercaya dan mendapat dukungan rakyat. Pemilu yang
luber, jurdil, aman, dan damai menjadi sarana mewujudkan kesejahteraan rakyat.
e)
Pemilu adalah mekanisme penyerahan
kedaulatan rakyat kepada elit pemimpin; Presiden, DPR, DPD, Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah guna mengelola negara dengan baik dan mewujudkan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat.
Artinya, Pemilu
menjadi kesempatan emas setiap warga negara untuk berperan secara langsung dalam
menentukan masa depan bangsa,
f)
Pemilu juga menjadi sarana politik
untuk mewujudkan suatu lembaga negara yang representatif, akuntabel, dan
berlegitimasi. Penyelenggaraan pemilu secara reguler merupakan sarana untuk
menyampaikan aspirasi politik rakyat, pengisian jabatan politik kenegaraan oleh
rakyat secara langsung, dan sekaligus sebagai sarana kontrol dan evaluasi
politik rakyat secara langsung terhadap penyelenggara negara pada masa lalu dan
masa datang. Pemimpin yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat kita ganti
dengan pemimpin baru yang berintegritas serta setia mengabdi kepada bangsa dan
negara demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
g)
Sesuai dengan UUD Tahun 1945
Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pengertian
penyelenggara pemilu menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, adalah lembaga
yang menyelenggarakan pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih Gubernur, Bupati, dan
Walikota secara demokratis. Ada Badan Pengawas Pemilu yang bertugas mengawasi
dan memastikan semua tahapan pemilu dapat berlangsung sesuai regulasi dan
peserta pemilu taat mengikuti proses Pemilu. Bila penyelenggara Pemilu terbukti
melakukan pelanggaran kode etik akan mendapat sanksi dari Dewan Kehormatan
Penyelenggara KPU (DKPP).
3. PENUTUP
3.1. Rencana Aksi
(Pemandu mengajak peserta untuk melakukan tindakan/aksi
terlibat dalam Pemilu serentak 2019.)
Pada hari Rabu,
tanggal 17 April 2019, Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki “gawe” besar, yaitu Pemilu serentak yang
pertama. Bagaimana kita dapat menjadi garam dan terang dalam penyelenggaraan
pemilu itu? Berikut adalah sikap yang hendaknya diambil oleh umat dalam
menanggapi Pemilu serentak:
1)
Kritis mengikuti dan mengawasi
proses Pemilu.
2)
Kritis memilih partai politik,
anggota DPR, DPD, DPRD, dan Presiden/Wakil Presiden.
3)
Cerdas, bertanggungjawab, dan
proaktif, artinya mau meluangkan waktu untuk mengecek nama di daftar pemilih
(DPS, DPT).
4)
Datang ke TPS untuk memberikan hak
suara dan mengawasi penghitungan suara.
5)
Memilih secara rasional, artinya
mengenal calon yang akan dipilih.
6)
Memilih calon yang beriman,
Pancasilais, pluralis, dan tegas menolak radikalisme dan segala bentuk
intoleransi.
7)
Memilih calon yang mempunyai rekam
jejak yang baik, memperjuangkan kepentingan umum dan aspirasi Gereja Katolik.
8)
Memilih dengan mecoblos nomor, atau nama orang pada surat suara. Apabila
tidak ada orang yang layak dipilih, Bpk/Ibu Sdr/i memilih gambar Partai.
9)
Memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena tekanan
atau pesanan tertentu.
10)
Kita taati nasihat Mgr. A.
Soegijapranata, SJ kepada tokoh Katolik Bpk I.J. Kasimo".... Jangan biarkan orang lain mengambil
keputusan mengenai nasibmu, tanpa kamu terlibat di dalamnya..." Maka
perhatikan catatan di bawah ini!
Pemilu dilaksanakan pada hari
libur, Rabu 17 April 2019, bertepatan dengan Pekan Suci. Minggu itu ada loong week end. Umat supaya tetap
merayakan Pekan Suci di Paroki masing-masing dan datang ke TPS untuk memilih
(mencoblos) anggota DPRD Kab/Kota, DPRD Provinsi, DPD serta Presiden/Wakil
Presiden
3.2. Doa Umat Menanggapi Sabda
Tuhan
(Pemandu mengajak peserta untuk menanggapi pesan sabda
Tuhan berkaitan dengan tema yang digumuli melalui doa umat dan selanjutnya
mengajak seluruh peserta menggabungkan doa-doa tadi dengan doa Bapa Kami.)
Bpk/Ibu/Sdr-i,
marilah dengan segenap hati kita memanjatkan doa kepada Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang dengan murah hati mendengarkan doa orang beriman.
Allah, Bapa kami, dengarkanlah doa-doa dari umat-Mu yang berhimpun ini.
------------- hening sejenak ---------------
P Bapa Yang Mahabaik, kami bersyukur atas
karunia Roh-Mu yang Engkau curahkan kepada kami makhluk ciptaan-Mu. Engkau
telah membentangkan kepada kami cakrawala yang luas, dari timur ke barat, dari
utara ke selatan. Semoga kami mampu menjaga kekayaan negeri ini dengan berani
memilih para calon pemimpin kami yang mau membela dan menjaga kekayaan bangsa
kami. Marilah kita mohon….
U Dengarkanlah umat-Mu.
P Bapa Yang Maha Pengasih,
Engkau menganugerahi kami sawah ladang yang memberi panenan; air untuk mengairi
sawah, tangan untuk bekerja keras; agar bersama Engkau kami membangun dunia
menjadi lebih baik dan menggunakannya untuk kepentingan umum yang lebih luas.
Marilah kita mohon...
U Dengarkanlah umat-Mu.
P Bapa Yang Mahamurah, kami berdoa kepada-Mu
supaya kami dianugerahi pikiran dan hati yang terbuka agar mampu memilih para
wakil rakyat dan Presiden/Wakil Presiden secara lebih jernih dan tepat. Marilah
kita mohon …
U Dengarkanlah umat-Mu.
P Bapa Yang Penuh Kasih,
Engkaulah sumber keselamatan kami. Pada tanggal 17 April 2019, negara kami akan
menyelenggarakan Pemilu serentak. Anugerahkanlah rahmat kebijaksanaan kepada
para pemimpin, penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu dan kami umat-Mu agar
Pemilu dapat berjalan dengan luber, jurdil, aman, dan damai, terpilih para
pemimpin yang mampu menjaga keutuhan NKRI. Marilah kita mohon...
U Dengarkanlah umat-Mu.
P Demikianlah, ya Bapa, doa-doa
dari umat-Mu. Seluruh doa umat-Mu ini kami satukan dengan doa yang diajarkan
oleh Yesus kepada kami: Bapa Kami…
3.3. Doa Penutup
Allah Bapa Yang Mahakasih,
kami memohon kepada-Mu agar senantiasa membimbing kami menjadi satu bangsa yang
merdeka, bertanggungjawab untuk
mempertahankan NKRI yang
berlandaskan Pancasila, UUD’1945, Bhinneka Tunggal Ika, sehingga tercipta
negara yang aman, adil, makmur, dan bermartabat. Salah satu caranya adalah
dengan ikut Pemilu. Sadarkanlah kami supaya kami tergerak untuk datang ke TPS
dan ikut Pemilu sebagai perwujudan iman kami, menjadi garam dan terang dunia
secara lebih nyata. Jauhkanlah kami dari godaan untuk golput dan pesimisme
untuk ikut Pemilu. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami. Amin.
P Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus
U Amin.
P Dengan
ini pertemuan Pendalaman Iman telah selesai
U Syukur kepada Allah.
3.4. Lagu Penutup
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain
yang sesuai dengan tema dan situasi.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i
terkasih, marilah kita akhiri pertemuan ini dengan menyanyikan bersama: Kau Dipanggil Tuhan (PS. 683).
Kau Dipanggil Tuhan
Ulangan:
Kau dipanggil Tuhan, di jadikan duta, supaya hidupmu menyinarkan
kasih-Nya.
Ayat:
1.
Berat memang tugasmu, tetapi kau
diberi rahmat
2.
Sang Kristus memikatmu, tak ‘kan
mampu kau menolak-Nya
3.
Doaku bagimu: semoga teguh semangatmu
No comments