Latest News

'

Pendalaman Iman APP Pertemuan 3



AMALKAN PANCASILA

(Kel 3: 1-8a.13-15)

TUJUAN

Umat memahami konsep ketuhanan, sehingga mampu mensyukurinya dengan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat.

GAGASAN POKOK

  Dalam konteks bangsa Israel, Allah dipahami sebagai: Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.
“Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu; itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” (ay. 15)
Pemahaman ini diwariskan secara turun-temurun. Dengan menyebutkan nama Abraham, Ishak, dan Yakub berarti Allah juga mau ‘mengikat’ seluruh keturunan dari 3 tokoh leluhur tersebut. Artinya, bangsa Israel yang lahir sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub mesti mengakui Allah itu sebagai Allah leluhur mereka. Mereka mesti mengakui dan mengimani bahwa Allah nenek moyang mereka juga sebagai Allah mereka sendiri.
  Dalam konteks negara kita, konsep Tuhan dikenalkan dalam sila pertama dari Pancasila, yakni: Ketuhanan Yang Maha Esa. Konsep ini mengikat seluruh bangsa Indonesia. Maka, bangsa Indonesia dapat disebut sebagai bangsa yang ber-Tuhan, mengakui dan mengimani Tuhan dalam agama atau kepercayaan yang mereka anut.
  Konsep ‘Ketuhanan’ ini diwujud-nyatakan dalam hidup sehari-hari ke dalam keempat sila berikutnya yaitu:  Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap. Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, orang yang percaya pada Tuhan (sila pertama) akan melakukan hal-hal seperti yang tertera dalam sila-sila berikutnya.  Pola ini mengingatkan kita akan 10 perintah Allah dimana perintah 1-3 mengatur hubungan vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan perintah 4-10 mengatur hubungan horisontal antar manusia. 

LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN

1.      PEMBUKA
1.1.  Lagu Pembuka
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain yang sesuai dengan tema dan situasi)
Bapak, Ibu dan saudari terkasih. Marilah, kita awali pertemuan kali ini dengan menyanyikan lagu: “Satu Nusa Satu Bangsa” dari Madah Bakti No. 492
Satu Nusa, satu bangsa, satu bahasa kita.
Tanah air pasti jaya untuk selama-lamanya Indonesia pusaka, Indonesia tercinta
Nusa bangsa dan bahasa kita bela bersama


1.2.  Pengantar Pertemuan
(Pemandu menyampaikan pengantar singkat yang berisi sapaan, ucapan selamat datang, tema yang akan digumuli kepada peserta sekaligus mengajak peserta untuk mempersiapkan diri dengan ajakan berdoa pembuka bersama).
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari terkasih, selamat berjumpa dalam pertemuan Pendalaman Iman APP 2019. Dalam pertemuan yang lalu kita telah merenungkan dan menghayati tema: “Kita Bhinneka Kita Indonesia”. Dalam pertemuan ini kita akan mendalami tema AMALKAN PANCASILA. Dengan mendalami Pancasila, kita diharapkan menjadi orang yang semakin beriman, semakin ber-Tuhan. Dengan menjadi orang yang semakin ber-Tuhan, kita menjadi orang yang semakin manusiawi, bersatu, mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan hidup, dan adil pada sesama.

1.3. Tanda Salib dan Doa Pembuka
(Doa pembuka didoakan bersama-sama. Pemandu dapat mengganti doa yang sudah disediakan sesuai dengan kebutuhan).
P          Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 
U         Amin.
Allah, Bapa di surga, Musa telah Engkau pilih menjadi nabi dan penyambung lidah untuk memperkenalkan siapakah Engkau kepada bangsa Israel dan keturunannya. Kami mohon curahkanlah Roh Kudus-Mu agar menerangi kami sehingga kami mampu memahami siapakah Engkau seperti kami kenal dalam sila pertama Pancasila. Semoga dengan semakin mengenal siapa Engkau, kami semakin menjadi manusia-manusia yang beriman, dan mengamalkan iman itu dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, kami amalkan. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, dan Pengantara kami. (Amin).

2.      MENDALAMI SABDA
2.1. Pengantar Pendalaman Sabda
(Pemandu menyampaikan pengantar berkaitan dengan sabda Tuhan yang akan dibacakan. Sedapat mungkin isi atau garis besar dari sabda Tuhan yang akan dibacakan perlu disampaikan kepada peserta. Jangan lupa tema yang diangkat sedikit banyak harus disinggung. Selanjutnya, pemandu perlu mengajak peserta untuk terlibat dalam penghayatan sabda Tuhan tersebut).
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, Kitab Keluaran yang akan kita renungkan, mengisahkan perjumpaan Musa dengan Allah melalui peristiwa semak duri yang menyala. Kisah ini dapat dikatakan sebagai kisah pewahyuan Allah pada Musa, nabi-Nya, sekaligus penyambung lidah Allah pada bangsa Israel.

2.2. Pembacaan Sabda Tuhan
(Sabda Tuhan dibacakan (Kel. 3: 1-8a.13-15) Pembacaan dapat dilakukan oleh salah satu dari peserta atau dapat juga dibacakan secara bergantian ayat demi ayat, atau juga dapat dibaca bersama oleh seluruh peserta.)
1           Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
2           Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3           Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
4           Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
5           Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
6           Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
7           Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8           Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

13       Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
14       Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
15       Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
P: Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.
2.3. Pendalaman Sabda
(Dalam kesempatan ini, pemandu mengajak peserta untuk mendalami sabda Tuhan dengan bantuan pertanyaan pendalaman. Peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Diharapkan pemandu dapat menghindari dominasi jawaban oleh peserta tertentu.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih,  setelah kita dengarkan sabda Tuhan, mari kita mendalaminya dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Silakan nanti Bapak, Ibu, dan Saudara-i berkenan menanggapinya.
1.      Gambaran Allah seperti apakah yang diwariskan Musa kepada keturunannya?
2.      Kita mengenal & mewarisi konsep Tuhan Yang Esa dalam sila pertama Pancasila. Menurut Anda, sifat-sifat mana dari Tuhan Yang Esa itu yang perlu ditekankan dalam konteks Indonesia, supaya tetap bersatu, rukun, dan damai dalam hidup bersama?
3.      Bagaimana cara kita mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan bagaimana cara kita mengajarkan pengamalan Pancasila pada generasi selanjutnya?

2.4. Peneguhan
(Pemandu menyampaikan beberapa hal pokok yang disampaikan oleh peserta dengan menyesuaikan pesan yang mau disampaikan sabda Tuhan dan tema pendalaman.)
Bapak, Ibu, dan Saudara/i terkasih, kita telah bergumul bersama menanggapi sabda Tuhan, maka ada beberapa hal yang dapat kita petik hikmahnya.
1.      Salah satu cara kita mengenal Tuhan adalah dengan mengenali sifat-sifat-Nya karena sifat-sifatnya itu dapat secara nyata kita rasakan dalam kehidupan kita. Dalam konteks kehidupan di Indonesia yang sangat beragam, tentu saja ada sifat tertentu dari Tuhan yang perlu lebih kita tekankan dan ajarkan kepada keturunan/anak cucu kita. Karena bagaimanapun pula, ajaran mengenai Tuhan akan mempengaruhi sikap dan pola perilaku kita pada sesama. Misalnya kita mengenal Tuhan yang pengasih dan penyayang. Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8). Dengan ajaran ini, perilaku kita dan keturunan-keturunan kita nantinya diharapkan menunjukkan kasih itu sendiri pada sesama.
2.      Seperti itulah, kita memahami bahwa sila pertama ‘ketuhanan’ mesti diwujudnyatakan dalam sila-sila berikutnya.   
Sila kedua: Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa; Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya; Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira; Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain; Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan; Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; Berani membela kebenaran dan keadilan; Mengembangkan sikap hormat- menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.  
Sila ketiga: Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan; Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan; Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;  Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia; Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.  
Sila keempat: Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama; Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain; Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama; Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan; Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah; Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.  
Sila kelima: Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan; Mengembangkan sikap adil terhadap sesama; Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban; Menghormati hak orang lain; Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri; Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah; Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

3.      PENUTUP
3.1.  Rencana Aksi
(Pemandu mengajak peserta untuk berembug tentang rencana tindakan/aksi yang akan dibuat dalam Komunitas Basis, Lingkungan, atau Stasi).
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari, sekarang marilah kita membuat rencana aksi yang sunguh-sungguh akan kita laksanakan secara bersama dengan warga masyarakat. Kegiatan-kegiatan dapat bernuansa sosial karitatif, kehadiran/keterlibatan. Misalnya:  kunjungan lapas, kunjungan panti, kunjungan SLB, gerakan peduli tukang becak, kunjungan orang sakit,  hadir dalam pertemuan/kegiatan desa (RT/RW), mengikuti siskamling, dll. 

3.2.  Doa Spontan Menanggapi Sabda Tuhan
(Pemandu mengajak peserta untuk menanggapi pesan Sabda Tuhan berkaitan dengan tema yang digumuli melalui doa spontan dan selanjutnya mengajak seluruh peserta menggabungkan doa-doa tadi dengan doa Bapa Kami.)
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, kita akan menanggapi sabda Tuhan dengan doa-doa kita. Silakan Bapak, Ibu, dan Saudara-i nanti mengungkapkannya. Marilah, sekarang kita hening sejenak untuk mempersiapkan doa-doa kita. -------- hening sejenak --------
Allah, Bapa kami, dengarkanlah  doa-doa dari umat-Mu yang berhimpun ini.
(Umat diberi kesempatan menyampaikan doa-doanya dan setelah dianggap cukup, pemandu perlu menutup doa spontan dengan kata-kata sendiri) Demikianlah doa-doa dari umat-Mu. Seluruh doa umat-Mu ini kami satukan dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri: Bapa Kami…
3.3. Doa Penutup
Allah Bapa Yang Maha Setia, kami bersyukur atas kesetiaan-Mu menuntun langkah hidup kami. Tuntunan-Mu itu kami rasakan pula dalam pertemuan ini sehingga kami semakin mengenal-Mu dengan mendalami nilai-nilai Pancasila. Terimakasih Tuhan, Engkau menggerakkan kami supaya kami tidak hanya beriman dalam ajaran, tetapi beriman dalam perilaku pada sesama kami. Karena dengan berjumpa dan berperilaku baik pada sesama, kami berjumpa dengan-Mu sendiri. Doa ini kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.  
P          Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 
U         Amin.
P          Dengan ini pertemuan Pendalaman Iman telah selesai. 
U      Syukur kepada Allah.

 3.4. Lagu Penutup
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain yang sesuai dengan tema dan situasi. Lagu “Saya Indonesia Saya Pancasila” dapat dipelajari terlebih dahulu oleh pemandu dari youtube.)
Bapak. Ibu, Saudara-i terkasih, mari kita menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” atau lagu “Saya Indonesia Saya Pancasila”. 

GARUDA PANCASILA 
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku 
Ayo maju, maju. Ayo maju, maju
Ayo maju, maju

No comments