Minggu Adven III/C: Mumpung masih ada waktu, bertobatlah!
Bacaan Injil Minggu Adven III/C (Luk
3:10-18) mengisahkan Yohanes Pembaptis yang sedang memberikan nasihat-nasihat pembaharuan
diri. Yohanes baru saja mewartakan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan
mengampuni dosamu!” (Luk 3:3). Mendengarkan pewartaan
tentang pertobatan tersebut, orang-orang mulai gelisah dan khawatir, mereka pun
meminta dibaptis oleh Yohanes sambil menyatakan niat mau memperbarui diri.
Ada tiga macam kelompok orang yang datang kepada Yohanes. Mereka ini adalah orang kaya,
pemungut cukai, dan prajurit. Meskipun secara sosial mereka ini termasuk “kaum
terhormat” dalam masyarakat, namun secara religius mereka sering dianggap
terpisah jauh dari kehidupan keagamaan orang Yahudi. Mereka dinilai sebagai
kaum egois, orang-orang tamak dan kawanan pemeras. Namun demikian, Yohanes
menerima mereka dan mewartakan Kabar
Gembira kepada mereka. Sikap ini mau mengatakan bahwa orang-orang
yang biasanya dianggap sudah tak tertolong lagi pun masih diberi kesempatan.
Ketiga macam kelompok orang ini bertanya tentang apa yang harus dilakukan
untuk melakukan pertobatan: “Jika
demikian, apakah yang harus kami perbuat?” Yohanes Pembaptis memberikan
jawaban yang sederhana: pertobatan kita diukur dengan sikap kita terhadap
sesama. Nasihat semacam ini nanti juga akan dikatakan oleh Yesus sendiri: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di surga” (Mat 7:21).
Yohanes memberi nasihat tentang cara-cara pembaharuan hidup yang sejalan
dengan kehidupan masing-masing orang. Hal itu bukanlah syarat berat yang tak
mungkin dilaksanakan. Yang serba berkecukupan dianjurkan untuk berbagi
kelebihan dengan orang lain. Pemungut cukai dianjurkan untuk menarik pajak
dengan jujur, jangan memanipulasi aturan. Para prajurit yang memiliki kekuasaan
dan senjata pun dianjurkan agar dapat belajar tidak mempraktekkan kekerasan. Dalam
nasihat-nasihat itu, Yohanes mau mengatakan bahwa mumpung masih ada waktu, mumpung
masih ada kesempatan, perbaharuilah hidupmu: kekuasaan harus dijalankan sesuai
dengan maksudnya, begitu pula kelebihan materi menuntut kemauan untuk berbagi,
bukannya terus menerus menimbun bagi diri sendiri saja.
Jawaban Yohanes Pembaptis itu selaras dengan pewartaan para Nabi. Nasihat
tentang praktik keadilan, berbagi, dan tanpa kekerasan merupakan tema-tema
favorit para Nabi. Dan karena Yohanes benar-benar berperilaku seperti seorang
Nabi, orang-orang pun mulai bertanya-tanya: apakah dia ini adalah seorang
Mesias? Akhirnya muncul juga pertanyaan dari orang banyak ini yang “sedang menanti dan berharap, dan semuanya
bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias” (Luk
3:15).
Jawaban Yohanes atas pertanyaan ini sangatlah tegas: Bukan, saya bukan
Mesias, tetapi saya beri tahu Anda, Ia akan datang, kedatangannya sudah dekat. “Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan
datang... “ (Luk 3:16). “Dengan
banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak” (Luk
3:18). Dengan demikian, Lukas mau mengatakan bahwa “Yohanes
Pembaptis memberitakan Kabar Gembira kedatangan Mesias kepada orang banyak”.
Dan Yohanes pun mendefinisikan Mesias dengan dua cara: pertama, Mesias adalah
Dia yang membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api; kedua, Dia datang untuk
melaksanakan penghakiman Tuhan.
Mendengarkan warta Yohanes: “Bertobatlah
dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu!” (Luk 3:3), kita pun harus merenung-renungkan: “Apakah yang harus kuperbuat?” Meneguhkan
apa yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis, kita bisa menimba inspirasi dari Bacaan pertama (Zef 3:14-18a) dan Bacaaan kedua (Flp
4:4-7) yang dibacakan pada hari Minggu Adven III/C ini. Kepada jemaat di
Filipi, Paulus memberi nasihat: “Tuhan
sudah dekat, janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga” (Flp
4:5-6). Nabi Zefanya pun
menasihatkan: “Janganlah takut, hai Sion!
Janganlah tanganmu menjadi lemah lunglai. TUHAN Allahmu ada di tengah-tengahmu
sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui
engkau dalam kasih-Nya” (Zef 3:16-17). Nasihat agar
kita bersuka cita, tidak perlu kuatir dan tidak perlu takut tersebut bukanlah
ajakan supaya kita bersantai-santai berkubang dalam dosa, namun justru ajakan: mumpung
masih ada waktu, mumpung masih ada kesempatan, maka mari kita menyusun
langkah-langkah pembaharuan hidup.
(Rm. D. Dimas Danang A.W.)
No comments