Latest News

'

Renungan 1 November 2018, Hari Raya Semua Orang Kudus


Why 7:2-4, 9-14; 1 Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12

"Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah dan memang kita adalah anak-anak Allah" (1 Yoh 3:1).

Pada suatu hari seorang pastor mengunjungi anak-anak di sekolahan dan dia bercerita mengenai orang-orang kudus. Dia menanyakan kepada anak-anak siapa saja yang ingin menjadi orang kudus. Semua anak mengangkat tangan kecuali satu anak yang hanya berdiam diri. Pastor itu menanyai anak tersebut mengapa tidak mengangkat tangan. Dia mengatakan bahwa semua orang kudus itu harus mati dahulu dan dia sendiri belum mau mati. Makanya ia tak mau menjadi orang kudus. 

Apakah menjadi orang kudus itu harus menunggu mati dahulu? Di Gereja katolik memang ada proses kanonisasi yaitu sebuah proses yang dilakukan oleh otoritas gerejawi yang berwenang untuk menyatakan bahwa orang itu adalah kudus sehingga boleh menyandang gelar santo atau santa. Untuk memproses itu memang seseorang harus mati dahulu. Tak mungkin proses kanonisasi itu untuk orang yang masih hidup. Namun masalah panggilan kepada kekudusan itu bukan masalah harus mati dahulu. Setiap orang beriman dipanggil kepada kekudusan. 

Bacaan dari 1 Yoh 3:1-3, menyatakan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan status atau martabat sebagai anak Allah itu kita miliki bukan hanya nanti sesudah kita mati tapi SEKARANG ini. "Saudara-saudara yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak..." (1 Yoh 3:2). Dalam pengakuan iman rasuli kita menyatakan adanya "persekutuan para kudus". Itu menyangkut semua orang yang masih hidup juga yang mencerminkan kasih Tuhan. Mungkin orang-orang yang hidupnya mencerminkan kasih Tuhan itu, tidak diketahui oleh banyak orang namun pasti diketahui oleh Tuhan. 

Pada hari ini Gereja katolik merayakan semua orang kudus. Mereka adalah orang-orang yang mengilhami kita karena perjuangannya untuk mencapai kekudusan. Kekudusan mereka sudah ada sebelum mereka mati. Jadi, kita pun berkat kasih karunia Tuhan, juga dipanggil untuk menjadi kudus. 

(Rm Y. Suratman)

No comments