Latest News

'

Renungan 6 Oktober 2018, Luk 10:17-24


"Namun demikian janganlah kamu bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga" (Luk 10:20).

Yesus sedang membekali para pewarta yang berjumlah 70 orang. Mereka diutus ke desa-desa yang akan Yesus kunjungi dengan menyembuhkan orang-orang sakit dan memberitakan Kerajaan Allah. Walaupun ditolak, mereka harus tetap melaksanakan perutusan itu. Dalam perikop Injil ini dikisahkan bahwa ke 70 murid itu kembali dari tugas perutusan itu dengan sangat bersukacita. "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu". Yesus memang mengakui keberhasilan mereka tetapi mengingatkan mereka bahwa kuasa yang mereka miliki untuk mengusir setan itu bukan untuk keuntungan mereka. Upah mereka ada di sorga.

Apa yang Tuhan Yesus sampaikan itu menjadi bahan refleksi kita yang diutus untuk melayani. Kita juga bisa jatuh ke dalam pemahaman bahwa kesuksesan dalam pelayanan itu karena kekuatan dari diri kita. Kita masih menganggap bahwa seolah-olah peran kita itu menjadi penentu sehingga kalau peran itu tidak diakui atau diabaikan, kita tidak bisa menerimanya. Perasaan diabaikan tidak akan terjadi jika kita menyadari bahwa kita ini hanyalah pelayan yang melaksanakan apa yang memang harus kita laksanakan. Jika ada orang lain yang mengambil alih peran itu, tidak perlu dianggap merugikan dirinya malahan seharusnya bersyukur karena ada orang lain lagi yang diberi tanggungjawab. Untuk sampai pada kesadaran yang demikian, memang butuh semangat kerendahan hati. Karena itu idealnya orang-orang yang memegang peran atau jabatan dalam komunitas, harus belajar memiliki sikap rendah hati. Semangat kerendahan hati ini juga diperlukan agar orang tidak mudah kecewa di dalam pelayanan itu terutama bila ia gagal atau ditolak. 

Akhirnya yang paling penting bagi seorng pewarta atau pelayan itu adalah mewartakan Kerajaan Allah dan mengenai upah, hal itu menjadi urusannya Tuhan, bukan kita.

(Rm Y. Suratman)

No comments