Latest News

'

Minggu Biasa 27/B : "Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"


Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika manusia itu tidur, Tuhan Allah menciptakan seorang perempuan.

Persiapan
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?"  (Mzm 8:5)

Observasi
Dalam kisah penciptaan perempuan, Alkitab menceritakan suatu hal yang berkebalikan dari proses kelahiran alami: perempuan pertama keluar dari seorang lelaki dan bukan sebaliknya. Tetapi teks itu memunculkan sebuah pertanyaan : mengapa, ketika  mengambil sebuah bagian dari tubuh Adam, Tuhan Allah membuatnya tidur nyenyak? Jawaban paling spontan yang muncul seringkali dihubung-hubungkan dengan prosedur operasi medis : Tuhan Allah membuat Adam tidur nyenyak supaya ia tidak kesakitan ! Namun keadaan tidur nyenyak ini bisa juga memiliki alasan lain. Adam, yang tertidur, tidak tahu sama sekali bahwa perempuan itu berasal dari dia. Dengan demikian, Tuhan Allah menghilangkan segala bentuk superioritas ( : lebih tinggi) atau anterioritas ( : lebih dahulu) laki-laki atas perempuan itu. Keadaan tidur itu memiliki setidaknya satu makna lain: Adam, yang sedang tidak sadar, tidak bisa memberikan pendapatnya tentang bagaimana perempuan yang ia inginkan di sisinya itu seharusnya diciptakan, ia tidak ikut dalam proses penciptaan perempuan itu. Dengan demikian, sejak awal penciptaan, perempuan tidak diciptakan untuk memuaskan hasrat lelaki atas dirinya. Lelaki dan perempuan diciptakan sepadan untuk saling bekerja sama. 

Permenungan
Kisah dari Kitab Kejadian ini mengisahkan bahwa relasi interpersonal sudah berlangsung sejak permulaan sejarah manusia. Tertidurnya Adam, yang mendahului perjumpaannya dengan pribadi lain yang kemudian ia kenali sebagai Hawa, menunjukkan bahwa hubungan antar pribadi manusia adalah suatu misteri. Artinya, manusia tidak akan sepenuhnya memahami pribadi yang dengannya ia berelasi, yang ada hanyalah upaya saling memahami yang hanya bisa terjadi dalam sebuah proses perjumpaan dan saling menerima. Tertidurnya Adam membuatnya tidak bisa berkuasa atas diri Hawa, perempuan yang diciptakan darinya, hal itu juga mencegah lelaki dari pengetahuan sepenuhnya atau keunggulan dari perempuan. Di luar soal perbedaan jenis kelamin, kisah ini menceritakan bagaimana setiap pribadi manusia adalah misteri bagi orang lain. Tertidurnya Adam merupakan pengingat bahwa rasa hormat antar pribadi adalah pendukung utama langgengnya hubungan antar manusia. Teks biblis ini mengundang kita untuk meredam hasrat diri untuk menguasai orang lain, untuk menjadikannya sarana pemenuhan ambisi, dari mana pun asal usul orang tersebut. Kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhanlah Sang Pencipta dan hanya Dialah yang bisa mengklaim diri sebagai asal muasal semua manusia. Dengan demikian perjumpaan antar pribadi manusia pun akan menjadi perjumpaan yang saling menghormati, menghargai dan mengembangkan.

Doa
"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" (Mzm 51:12-13).

(Rm. Dimas Danang A.W.)

No comments