Latest News

'

Renungan 10 Oktober 2018, Gal 2:1-2.7-14


"Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Gal 2:14)

Surat kepada orang-orang Galatia adalah salah satu tulisan Paulus yang berisi kecaman yang sangat keras kepada para pengkotbah yang mewajibkan orang-orang yang bukan Yahudi, yang bertobat kepada Kekristenan, supaya mengikuti tradisi Yahudi yaitu melakukan sunat. Jemaat di Galatia yang baru didirikan oleh Paulus didatangi oleh para pengajar yang mewajibkan mereka supaya mengikuti tradisi Yahudi. Dia mengingatkan pertemuan di Yerusalem di mana ia menentang Petrus yang datang ke Antiokia dan mengikuti praktek-praktek non Yahudi. Dan dalam pertemuan di Yerusalem itu diputuskan bahwa orang-orang non Yahudi, yang bertobat menjadi Kristen tidak diharuskan bersunat. Namun demikian masih ada pengkotbah yang mewajibkan tradisi Yahudi itu. Itulah sebabnya Paulus menentang mereka dengan keras.

Pergumulan Gereja dalam mengikuti Yesus memang tidak mudah. Ada orang yang bersikeras terhadap praktek-praktek tertentu, yang dianggap penting untuk menghayati iman katolik. Di sisi lain ada juga yang berani membuat pembaharuan demi semakin relevannya iman katolik dalam kehidupan kita. Contoh mengenai persoalan ini adalah pembaharuan Konsili Vatikan II. Paus Yohanes XXIII menghendaki agar Gereja makin sesuai dengan zamannya. So perlu membaharui diri sesuai dengan semangat Yesus Kristus. Namun ada pihak-pihak yang tetap bersikeras untuk tetap berpegang pada tradisi yang lama.

Apa yang telah dilakukan oleh Paulus dan diteruskan oleh para pemimpin Gereja, menjadi dorongan bagi kita untuk selalu menegaskan kembali mengenai jati diri kita sebagai murid-murid Kristus. Apa sebetulnya yang perlu kita hidupi sebagai murid-murid Kristus itu?

Sebagai murid-murid Kristus, kita dipanggil untuk semakin menyerupai Kristus. Segala tradisi harus kita tinggalkan jika tidak membantu kita semakin menyerupai Yesus Kristus.

(Rm Y. Suratman)

No comments