Latest News

'

Renungan 26 September 2018, Ams 30:5-9


"Dua hal aku mohon kepadaMu, jangan itu Kau tolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau kalau aku miskin aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku" (Ams 30:7-9).

Kitab Amsal di pagi ini menampilkan sebuah doa yang sangat bagus. Doa yang ditampilkannya itu hendaknya juga menjadi doa kita. Apa yang didoakannya? Doanya memohon supaya hidup dengan jujur dan dengan kecukupan agar tidak menjadi puas diri di saat berkelimpahan dan putus asa di saat miskin atau kekurangan. Apa yang didoakannya ini menggambarkan sikap orang yang beriman yang hidupnya mengandalkan Tuhan karena percaya bahwa Tuhan itu selalu memberikan apa yang kita perlukan untuk kebutuhan hidup kita. Maka kita tak perlu curang atau menjadi serakah dengan menginginkan banyak hal.

Keadaan hidup kita, entah kaya atau miskin, bisa memisahkan kita dengan Tuhan. Banyak orang di masyarakat kita yang masih hidup dalam kekurangan atau kemiskinan. Ini memang sungguh ironis karena bumi kita sebetulnya sungguh berlimpah dan menghasilkan makanan yang cukup untuk menopang hidup kita. Tapi karena ada kepentingan politik dan ekonomi, maka orang-orang yang semestinya berhak mendapatkan makanan itu akhirnya hak itu dirampas oleh orang lain. Itulah sebabnya doa tadi menjadi penting sekali supaya kita tidak menjadi curang dan serakah tapi merasa cukup dan bisa menikmati yang telah Tuhan berikan.

Doa mohon kecukupan itu juga yang diajarkan oleh Yesus dalam Doa Bapa Kami. "Berilah kami makanan yang secukupnya atau berilah kami rejeki pada hari ini". Salah satu cara agar kita bisa bersyukur dan menikmati apa yang telah kita terima sebagaimana didoakan dalam Amsal dan Doa Bapa Kami adalah dengan cara belajar berbagi dengan memberi makan mereka yang kekurangan. Dan dengan berbagi ini kita juga menjadi pewarta belas kasih Tuhan kepada sesama.

(Rm Y. Suratman)

No comments