Latest News

'

Renungan 27 September 2018, Pengkhotbah 1:2-11


"Kesia-siaan belaka... Apa yang pernah ada akan ada lagi dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari" (Pkh 1:2.9).

Cara pandang kita akan mempengaruhi kehidupan kita. Jika kita melihat segala sesuatu secara positif, kehidupan kita pun akan menjadi baik. Sebaliknya jika kita melihatnya secara negatif, semuanya menjadi jelek bahkan sesuatu yang pada dasarnya itu baik bisa menjadi tidak baik.

Kitab Pengkhotbah memandang kehidupan ini secara suram dan pesimis. Akibatnya segala sesuatu menjadi sia-sia dan hidup itu hanya menjadi rutinitas dan pengulangan belaka. Dalam hidup ini sepertinya tidak ada sesuatu pun yang baru. Lalu Kitab Pengkhotbah ini untuk apa? 

Apa yang ditulis oleh Kitab Pengkhotbah ini merupakan sebuah refleksi iman, yang menggambarkan perjalanan hidup manusia di hadapan Tuhan. Dalam proses perjalanan itu ada masanya bahwa manusia itu dicekam atau dipengaruhi oleh keyakinan tertentu. Dan kita diajak untuk terus berproses hingga menemukan Tuhan yang menjadi tujuan seluruh proses perjalanan hidup kita.

Dalam keyakinan Kristiani kita menemukan Tuhan sebagai Bapa yang berbelaskasih, yang membuat segala-galanya menjadi baik. Dan Allah Bapa itu hadir dalam Pribadi Yesus Kristus. Maka dalam Pribadi Yesus itu kita mengalami bahwa hidup ini selalu baru. Hidup ini penuh dengan berkat dan tak akan pernah menjadi sia-sia. Di dalam Kristus kita telah dijadikan manusia baru. Oleh karena itu, kita pun dipanggil untuk turut membaharui kehidupan ini. Jangan sia-siakan hidup ini tapi jadikanlah sebagai berkat.

(Rm Y. Suratman)

No comments