Latest News

'

KEUSKUPAN PURWOKERTO
JL. Gereja no. 3, PURWOKERTO - 53115
Telp. 0281 — 635632 ;
email : kuria@keuskupan-purwokerto.org

                         Surat Gembala Uskup Purwokerto
No : Ol1/EP/2020

Para Romo dan seluruh umat keuskupan Purwokerto yang terkasih,
Kita semua dalam situasi prihatin karena wabah Virus Covid-19. Wabah ini telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke negara kita. Salah satu karakteristik wabah ini adalah amat mudah menular. Penularan bisa terjadi bahkan melalui orang yang terlihat sehat atau biasa saja. Inilah yang membuat segala perjumpaan yang melibatkan banyak orang menjadi sangat berisiko terjadinya penyebaran Virus Corona.
Pencegahan dan penghentian penyebaran Virus ini menjadi tanggung jawab bersama. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang sedang berperang melawan Virus Corona, Gereja kita juga sudah melakukan beberapa kebijakan untuk sedapat mungkin berperan serta menghambat penyebaran Virus ini. Namun demikian, situasi yang ada menuntut kita untuk mengambil tindakan lebih dari yang telah kita lakukan selama ini. Maka, setelah mendengarkan masukan dari berbagai fihak, saya memutuskan untuk mengambil langkah-langkah lebih jauh.
Pertama, saya meminta untuk kurun waktu 14 hari, yaitu dari tanggal 20 Maret s.d. 2 April 2020, untuk menghindari kerumunan, semua perayaan ekaristi publik ditiadakan. Tidak ada ekaristi harian, mingguan, misa lingkungan, maupun misa ujub bersama umat. Ini keputusan yang sulit. Kita menyadari bahwa ekaristi adalah sumber dan puncak hidup kita sebagai orang kristiani. Namun dalam rangka membendung laju penyebaran Virus, kita harus mengambil keputusan itu. Saya menyadari bahwa dalam situasi ini, kita justru perlu semakin tekun berdoa. Maka, peniadaan ekaristi publik ini bukan berarti kita tidak merayakan ekaristi sama sekali. Dalam situasi halangan berupa ketiadaan misa publik ini, kita tetap dapat mengikutinya tanpa kehadiran fisik. Saya meminta agar umat sedapat mungkin mengikuti perayaan ekaristi yang disiarkan secara streaming, entah dari gereja di keuskupan kita sendiri maupun dari keuskupan Iain. Bahkan hal ini bisa menjadi kesempatan keluarga untuk beribadah bersama. Masingmasing keluarga, jika memungkinkan, dapat secara bersama-sama mengikuti perayaan ekaristi secara live streaming. Saya yakin, kalau kita mengkhususkan waktu untuk merayakan ekaristi, walaupun melalui streaming, kita tidak akan kehilangan kekayaan rohani dari ekaristi, daripada sekedar menonton siaran misa yang dilakukan sambil lalu atau sambil mengerjakan hal Iain.
Kedua, kegiatan gerejawi yang Iain yang dilakukan secara bersama juga ditiadakan. Ibadat sabda lingkungan/stasi, latihan koor, persiapan perayaan pekan suci dan trihari Paskah, pendalaman iman dan rapat-rapat atau pertemuan gereja juga ditiadakan. Demikian juga doa jalan salib bersama sementara ini ditiadakan. Umat tentu saja tetap dapat mendoakan jalan salib, rosario ataupun ibadat secara pribadi atau di dalam keluarga.
Ketiga, perayaan sakramen tobat yang dilakukan bersama-sama juga ditiadakan. Tidak menutup kemungkinan bagi umat yang rindu untuk mengaku dosa secara pribadi di gereja. Romo Paroki hendaknya mengatur hal ini supaya tidak terjadi kerumunan orang yang menghendaki pengakuan dosa.
Keempat, ketentuan mengenai perayaan pekan suci dan trihari suci Paskah akan disampaikan kemudian sambil memantau dan mempertimbangkan situasi yang ada.
Saudara-saudariku yang terkasih,
Peniadaan kegiatan gerejawi publik, terutama ekaristi, tentu menimbulkan rasa kehilangan dalam hati kita. Namun saya mengajak kita semua untuk menghadapi hal ini dengan tidak berkecil hati. Mari kita maknai masa ini dengan terang iman sebagai masa pemurnian diri. Masa untuk semakin menyadari bahwa pusat iman kita adalah Tuhan sendiri. Bahkan saat tanpa nyanyian yang indah, saat tanpa kebersamaan, saat sendirian, Tuhan tetap hadir menyapa kita. Masa ini juga menjadi kesempatan "kembali" ke keluarga sebagai gereja terkecil (ecclesia domestica). Katekismus Gereja Katolik mengatakan, "Keluarga adalah sekolah kehidupan Kristen yang pertama dan "suatu pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan" (GS 52,1). Di sini orang belajar ketabahan dan kegembiraan dalam pekerjaan, cinta saudara sekandung, pengampunan dengan jiwa besar, malahan berkali-kali dan terutama pengabdian kepada Allah dalam doa dan dalam penyerahan hidup." (KGK no. 1657). Kita semua berharap, setelah berhasil melewati masa yang sulit ini, kita akan menghayati iman kita secara berbeda. Kita akan semakin mencintai Tuhan, keluarga dan sesama kita.
Saya juga meminta kita semua untuk mewujudkan sikap bela rasa dan solidaritas kepada orang yang terkena dampak wabah ini, bukan hanya kepada mereka yang terjangkit penyakit ini. Selain membawa penyakit, wabah ini juga membuat banyak kegiatan, termasuk kegiatan ekonomi menjadi tersendat. Hal ini bisa membawa konsekuensi yang berat bagi sebagian orang. Maka kita perlu mewujudkan bela rasa kita dengan mereka yang lemah dan menderita yang secara tidak langsung juga terkena dampak dari wabah Covid-19 ini.
Dalam situasi krisis semacam ini, kita menyadari bahwa potensi konflik juga meningkat. Maka saya meminta kepada para romo dan seluruh umat untuk selalu waspada, penuh diskresi dan mengutamakan cinta kasih di atas segala-galanya. Akhirnya, marilah bersama Bunda Maria, kita tiada henti memohon perlindungan Tuhan bagi seluruh umat manusia dari bahaya wabah ini dan bagi para tenaga kesehatan yang melakukan tugas berat nan mulia namun penuh dengan risiko.


Purwokerto, 20 Maret 2020
Salam dan berkah Dalem
Mgr. Christophorus Tri Harsono

Uskup Dioses Purwokerto

No comments