HR Tubuh dan Darah Kristus /C: Yesus hadir secara nyata dalam Ekaristi Kudus
Menjelang saat-saat akhir hidup-Nya, Yesus memberikan kepada kita salah
satu hadiah yang sangat berharga, yaitu Ekaristi Kudus sebagai makanan rohani
kita. Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus di tahun liturgi C ini, kita merayakan
kehadiran abadi dari Allah yang penuh kasih sebagai Immanuel (artinya, Allah
beserta kita). Dengan perayaan ini, kita, dalam kebersamaan seluruh Gereja, mau
bersyukur kepada Tuhan karena Ia berkenan tinggal bersama kita dalam Ekaristi. Perayaan
ini juga memberi kita kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang pentingnya
dan betapa bernilainya “Kehadiran Allah secara nyata dalam Ekaristi” sehingga
kita dapat menghargai dan menimba lebih baik rahmat dari Sakramen ini.
Kita mengimani kehadiran Yesus secara nyata dalam Ekaristi Kudus karena Yesus
sendiri telah menjanjikannya setelah Ia memberi makan secara ajaib 5000 orang.
Yesus sendirilah yang menetapkan Ekaristi Kudus pada saat Perjamuan Terakhir
dengan para murid-Nya. Dan Ia pun meminta para murid-Nya untuk merayakan kembali Ekaristi
sebagai pengenangan akan Dia. Dan jelaslah bahwa kehadiran itu menjadi mungkin
karena “tidak ada yang mustahil bagi Allah.”
Kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus biasa diterangkan dengan istilah
“transubstansiasi” yang berarti bahwa substansi roti dan anggur yang dikuduskan
dalam perayaan Ekaristi diubah menjadi substansi Tubuh dan Darah mulia Yesus
yang telah bangkit. Perubahan “substansi” roti dan anggur menjadi Tubuh dan
Darah Kristus ini terjadi oleh karena tindakan Roh Kudus, sementara itu warna,
bentuk, rasa, dll., tetaplah sama.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus pada tahun
liturgi C ini menekankan tema imamat Yesus. Bacaan pertama (Kej 14:18-20)
menggambarkan bagaimana Imam-Raja Melkisedek mempersembahkan kurban berupa roti
dan anggur untuk Tuhan demi kesejahteraan bapa leluhur Abraham. Upacara kurban
ini menggambarkan Ekaristi sebagai perayaan pengorbanan diri Imam-Raja Yesus. Perayaan
itu juga merupakan tanda terima kasih atas kemenangan Yesus yang mengalahkan dosa
dan maut. Dalam bacaan kedua (1Kor 11:23-26), St. Paulus menyampaikan salah
satu kesaksian paling awal tentang apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus selama
perjamuan terakhir yang Ia rayakan bersama para murid-Nya. Rasul
Paulus menafsirkan peristiwa
ini sebagai pengorbanan. Perikop Injil hari ini (Luk 9:11b-17) menyampaikan
kisah mukjizat Yesus yang memberi makan lima ribu orang dengan menggandakan secara
ajaib lima roti dan dua ikan. Secara teologis, kisah mukjizat pemberian makanan
secara ajaib ini merupakan gambaran awal akan hadiah Yesus dalam roti Ekaristi
yang secara rohani akan memberi makan mereka yang percaya kepada-Nya.
Yesus menetapkan Ekaristi Kudus sebagai perjamuan sakramental dan
persembahan korban. Sebagai Sakramen, Ekaristi adalah tanda nyata yang memberi
kita rahmat dan kehidupan Allah. Dengan santapan kudus
ini, Allah memelihara jiwa kita.
Sebagai pengorbanan, perayaan Ekaristi adalah menghadirkan kembali pengorbanan diri Yesus di Kalvari, yang berpuncak dalam Kebangkitan-Nya. Dengan menggunakan tanda dan
simbol, kita mempersembahkan kembali pengorbanan diri Yesus kepada Allah Bapa sebagai
penebusan atas dosa-dosa kita.
Perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini mengundang kita untuk :
1) Menghargai “Kehadiran Nyata” Yesus dalam Ekaristi Kudus, dengan menerima
Dia dalam pertobatan sejati atas dosa-dosa kita, dengan melakukan persiapan dan
penghormatan yang pantas untuk menyambut Komuni Kudus dan menyempatkan waktu
untuk melakukan adorasi kepada Sakramen Mahakudus.
2) Menjadi pembawa dan pewarta Kristus: Dengan menerima Komuni Kudus, kita
menjadi pembawa Kristus seperti Maria. Dan kita pun mempunyai tugas untuk mewartakan
Kristus kepada orang lain di rumah dan di tempat kerja, melalui kasih,
kemurahan, pengampunan, kerendahan hati dan pelayanan kita.
3) Mempersembahkan hidup kita bersama persembahan diri Yesus di atas altar,
dengan meminta pengampunan atas dosa-dosa kita, menyatakan rasa syukur atas
berkat yang telah kita terima, menyampaikan kebutuhan dan permohonan, serta dengan
menerima-Nya secara pantas dalam Komuni Kudus.
No comments