Pendalaman Iman APP Pertemuan 2
KITA
BHINNEKA, KITA INDONESIA
(Kejadian 15: 1-21)
TUJUAN
Dengan inspirasi
dari kisah keturunan Abram (bangsa Israel), umat mampu menemukan keanekaragaman
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, dan budaya
beserta kearifan lokalnya dan dapat menghidupi salah satu dari kearifan lokal
tersebut.
GAGASAN POKOK
❖ Tuhan menjanjikan keturunan yang tak terhitung jumlahnya kepada Abram
(Abraham), sampai menjadi bangsa Israel yang kuat dan terdiri dari suku-suku
bangsa yang banyak jumlahnya. Hal ini ditandaskan dalam Kej 15: 5 sbb: “Coba lihat ke langit, hitunglah
bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya… Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu.”
❖ Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan berbagai macam suku, agama,
budaya, adat istiadat, bahasa, kesenian, dsb.
❖ Umat Katolik dipanggil untuk selalu menghidupi semboyan Bhinneka
Tunggal Ika, sebagai perwujudan amalkan Pancasila, terutama untuk menjaga
persatuan dan kerukunan bangsa Indonesia.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN
1. PEMBUKA
1.1. Lagu Pembuka
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain
yang sesuai dengan tema dan situasi. Lagu yang disediakan di dalam panduan ini,
pemandu dapat mempelajari terlebih dahulu dalam tutorial di Youtube.)
Bapak, Ibu, dan
Saudara-saudari terkasih, marilah kita awali pertemuan kali ini dengan
menyanyikan lagu:
”Kita Bhinneka, Kita
Indonesia”.
Kita bhinneka, kita Indonesia: bersatu
membangun bersama.
Kita bhinneka, kita Indonesia: mari amalkan
Pancasila.
Tuhan menciptakan kita, unik dan berbeda-beda,
beragam suku ras, agama
dan budaya, untuk bersatu menghargai sesama.
Perbedaan bukan persoalan, tapi rahmat untuk persatuan di bawah
Pancasila, kita berada, Bhinneka Tunggal Ika.
Coda: Mari amalkan Pancasila.
1.2. Pengantar Pertemuan
(Pemandu menyampaikan pengantar singkat yang berisi
sapaan, ucapan selamat datang, tema yang akan digumuli kepada peserta sekaligus
mengajak peserta untuk mempersiapkan diri dengan ajakan berdoa pembuka
bersama).
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, selamat datang dan berjumpa kembali
dalam pertemuan kedua Pendalaman Iman APP 2019. Dalam pertemuan yang lalu kita
telah merenungkan dan menghayati tema: “NKRI”, dan pada hari ini kita akan
mendalami tema “Kita Bhinneka Kita Indonesia.” Kita bersyukur hidup di tengah
masyarakat majemuk, namun terkadang kita memilih untuk hidup atau berkumpul
dengan orang yang seiman atau sesuku dengan kita, dan kita kurang terlibat
dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar kita. Dengan mengolah tema yang
kedua ini, kita diajak untuk mengenal bangsa Israel yang terdiri dari berbagai
macam suku, sama seperti negara Indonesia yang majemuk. Dari kemajemukan
tersebut, kita diajak untuk dapat terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan di sekitar kita.
1.3. Tanda Salib dan Doa
Pembuka
(Doa pembuka didoakan bersama-sama. Pemandu dapat
mengganti doa yang sudah disediakan sesuai dengan kebutuhan).
P Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus.
U Amin.
Allah, Bapa Sumber
Kehidupan, kembali kami berkumpul untuk bersyukur dan berterima kasih atas
segala anugerah, rejeki, dan berkat yang boleh kami terima dan rasakan hingga
hari ini. Terlebih, anugerah kesehatan yang telah kami terima sehingga kami
dapat berkumpul bersama dengan umat satu lingkungan untuk bergumul mendalami
sabda-Mu dalam pertemuan ini.
Tak lupa kami juga
bersyukur atas Tanah Air kami yang beranekaragam dalam banyak hal. Ya Bapa,
kami mohon terang Roh Kudus-Mu untuk hadir di tengah-tengah kami, supaya kami
dapat menemukan makna dari berbagai keanekaragaman itu. Dengan demikian, kami
semakin terdorong untuk melaksanakan niat menjaga kerukunan dan persatuan
negara Indonesia dalam kehidupan kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus Putra-Mu,
Tuhan, dan Pengantara kami. (Amin).
2. MENDALAMI SABDA
2.1. Pengantar Pendalaman Sabda
(Pemandu menyampaikan pengantar berkaitan dengan sabda
Tuhan yang akan dibacakan. Sedapat mungkin isi atau garis besar dari sabda
Tuhan yang akan dibacakan perlu disampaikan kepada peserta. Jangan lupa, tema
yang diangkat sedikit banyak harus disinggung. Selanjutnya, pemandu perlu
mengajak peserta untuk terlibat dalam proses pendalaman iman).
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari
terkasih, sekarang kita akan melanjutkan pertemuan yang kedua ini dengan
membacakan dan mendalami sabda Tuhan dari Kejadian 15:1-21. Dalam perikop Kitab
Suci ini akan diceritakan tentang keturunan Abram (Abraham) yang banyak
jumlahnya dan menjadi bangsa yang besar, yaitu bangsa Israel. Hal tersebut juga
sama dengan keadaan negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama,
ras, dan budaya yang berbeda-beda.
2.2. Pembacaan Sabda Tuhan
(Sabda Tuhan dibacakan. Pembacaan dapat dilakukan
oleh salah satu dari peserta atau dapat juga dibacakan secara bergantian ayat
demi ayat, atau juga dapat dibaca bersama oleh seluruh peserta.)
Kejadian 15: 1-21
1.
Kemudian datanglah firman TUHAN
kepada Abram dalam suatu penglihatan: “Janganlah takut, Abram,
Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.”
2.
Abram menjawab: “Ya Tuhan ALLAH,
apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal
dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah
Eliezer, orang Damsyik itu.”
3.
Lagi kata Abram: “Engkau tidak
memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti
menjadi ahli warisku.”
4.
Tetapi datanglah firman TUHAN
kepadanya, demikian: “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak
kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.”
5.
Lalu TUHAN membawa Abram ke luar
serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau
dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu.”
6.
Lalu percayalah Abram kepada
TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
7.
Lagi firman TUHAN kepadanya:
“Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk
memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.
8.
Kata Abram: “Ya Tuhan ALLAH, dari
manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?
9.
Firman TUHAN kepadanya: “Ambillah
bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga
tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor
anak burung merpati.”
10.
Diambilnyalah semuanya itu bagi
TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping
yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
11.
Ketika burung-burung buas hinggap
pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
12.
Menjelang matahari terbenam,
tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap
gulita yang mengerikan.
13.
Firman TUHAN kepada Abram:
“Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing
dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan
diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.
14.
Tetapi bangsa yang akan
memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan
membawa harta benda yang banyak.
15.
Tetapi engkau akan pergi kepada
nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih
rambutmu.
16.
Tetapi keturunan yang
keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu
belum genap.”
17.
Ketika matahari telah terbenam,
dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh
yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
18.
Pada hari itulah TUHAN mengadakan
perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan
negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu,
sungai Efrat:
19.
yakni tanah orang Keni, orang
Kenas, orang Kadmon,
20.
orang Het, orang Feris,
orang Refaim,
21.
orang Amori, orang Kanaan, orang
Girgasi dan orang Yebus
itu.”
P:
Demikianlah sabda Tuhan
U:
Syukur kepada Allah.
2.3. Pendalaman Sabda
(Dalam kesempatan ini, pemandu mengajak peserta
untuk mendalami Sabda Tuhan dengan bantuan pertanyaan pendalaman. Peserta
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Diharapkan pemandu dapat
menghindari dominasi jawaban oleh peserta tertentu).
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, setelah
kita dengarkan pewartaan sabda Tuhan, kini kita akan mendalaminya dengan
dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan. Mari kita gumuli satu per satu. Silakan
nanti Bapak, Ibu, dan Saudara-i berkenan menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
ada.
a.
Berdasarkan perikop yang telah
kita baca tadi: Apa isi perjanjian Tuhan
kepada Abram?
b.
Sebutkan beberapa kelompok orang
yang hidup bersama keturunan Abram di wilayah antara Sungai Mesir sampai Sungai
Efrat!
c.
Sebutkan beberapa suku yang ada di
sekitar anda beserta kearifan lokalnya (kehidupan yang selaras dengan tradisi,
budaya dan lingkungan) yang perlu kita hidupi!
d.
Usaha apa yang sudah dan akan Anda
lakukan dalam rangka merawat kebhinnekaan?
(Untuk
Pengetahuan- hanya sekedar contoh)
Suku Sunda
Falsafah
hidup suku Sunda yang memiliki makna mendalam yaitu “cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pandai), tur singer
(kreatif)”, dimana tiap kata memiliki artinya
sendiri-sendiri. Masing-masing
memiliki makna pandangan hidup orang Sunda yang mengarah kepada kebaikan.
•
Cageur
Memiliki
makna sehat rohani dan jasmani. Sehingga orang Sunda diharapkan selalu menjaga
mentalitas psikis dan juga kesehatan fisiknya.
• Bageur
|
Bageur
maknanya adalah kepribadian yang baik. Identitas orang Sunda adalah memiliki
sikap yang baik, ramah, sopan santun dan tata krama yang luhur.
•
Bener
Bener
memiliki makna berpijak pada perbuatan dan nilai yang benar. Seperti harus
takwa, jujur, amanah, dls. Jangan sampai berperilaku yang salah.
•
Pinter
Artinya
memiliki wawasan dan pengetahuan. Orang sunda dituntut agar memiliki ilmu
pengetahuan yang tinggi sebagai bekal kehidupan.
•
Singer
Singer
maknanya adalah kreatif dan inovatif. Masyarakat Sunda dengan kepribadian dan
mindsetnya harus senantiasa
memiliki karya yang kreatif dan inovatif.
Filosofi
hidup ini terus diturunkan dan diajarkan secara turun temurun. Sehingga watak
dan kepribadian orang Sunda diharapkan akan dapat benar-benar mencerminkan
falsafah hidup yang sudah ditradisikan oleh para leluhur mereka.
Suku Jawa
Orang
jawa pada dasarnya memiliki banyak sekali filsafat hidup yang dijadikan
sebagai pedoman bermasyarakat. Namun, terdapat tujuh filosofi dasar yang
setidak-tidaknya menggambarkan perilaku budaya suku Jawa, yaitu :
• Urip iku urup, (hidup
itu menyala), maknanya adalah bahwa hidup sebagai manusia haruslah memiliki
manfaat bagi manusia lain dan lingkungan alam sekitar.
• Ojo Keminter Mengko Keblinger, Ojo Cidro Mundak Ciloko, (jangan
menjadi orang yang sombong dengan kepandaian dan jangan menyakiti orang agar
tidak dicelakai), maknanya hidup haruslah rendah hati dan selalu sportif.
•
Ojo Ketungkul
Marang Jenenge Kalenggahan, Kadunyan lan
Kemareman,
(jangan menjadi orang yang hanya mengejar jabatan,
|
harta dan
kenyamanan), maknanya jangan terlalu mengutamakan jabatan/pangkat, harta dan
kenikmatan dunia.
• Wong Jowo Kuwi Gampang
Ditekak-tekuk, (orang Jawa itu mudah untuk diarahkan), maknanya
bahwa orang Jawa itu mudah untuk beradaptasi dengan berbagai situasi
lingkungan.
• Memayu Hayuning ing Bawana,
Ambrasta dur Hangkara (membangun kebaikan dan mencegah
kemungkaran), maknanya adalah hidup di dunia harus banyak-banyak membangun
atau memberi kebaikan dan memberantas sikap angkara murka.
• Mangan ora mangan sing penting
kumpul (kebersamaan harus diutamakan), maknanya adalah bahwa
kebersamaan dan gotong- royong itu lebih penting dari yang lainnya.
• Nrimo ing Pandum, (menerima
pemberian dari Yang Kuasa), maknanya adalah harus selalu bersyukur terhadap
apa yang sudah dimiliki dan diberikan oleh Tuhan.
|
2.4. Peneguhan
(Pemandu menyampaikan beberapa hal pokok yang
disampaikan oleh peserta dengan menyesuaikan pesan yang mau disampaikan melalui
sabda Tuhan dan tema pendalaman).
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, kita telah bergumul bersama
menanggapi sabda Tuhan dan belajar dari kisah Abram dan Bangsa Israel yang
terdiri dari beragam suku. Ada beberapa hal yang dapat kita petik hikmahnya.
▪ Kitab Kejadian tadi berbicara mengenai Tuhan yang menjanjikan keturunan
kepada Abram (nama sebelum
‘Abraham’). “Coba lihat ke langit, hitunglah
bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya… Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu.” (ay. 5). Tuhan mau mengatakan kepada Abraham bahwa bangsa Israel,
keturunannya, akan menjadi sangat banyak. Hal ini disampaikan oleh Tuhan
sendiri karena Abraham sempat mengalami keraguan sebelumnya bahwa dia tidak
akan memiliki keturunan mengingat usianya yang sudah lanjut: “… Aku akan meninggal dengan tidak mempunyai
anak… (ay. 2)” Keraguan Abraham ini diulangi lagi: “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku
nanti menjadi ahli warisku.” (ay. 3). Keraguan Abraham ini sempat berulang
dua kali. Itu artinya Abraham sudah sampai pada titik tertentu bahwa ia sadar
tidak mungkin baginya mendapatkan keturunan. Ternyata, “bagi Allah tidak ada
yang mustahil” (Luk 1:37). Kalau bacaan dari Kitab Kejadian tadi dilanjutkan,
akan berbunyi, “Kepada keturunanmulah
Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu,
Sungai Efrat; yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het,
orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang Kanan, orang Girgasi dan orang
Yebus itu.” (ay. 18-21). Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa bangsa Israel juga terdiri
dari suku-suku bangsa dan kelompok orang yang banyak jumlahnya.
▪ Kita bersyukur hidup di Indonesia dalam masyarakat majemuk. Apabila hal
ini kita tempatkan dalam konteks kehidupan di negara kita, bangsa Indonesia itu
adalah bangsa dengan berbagai macam ragam suku, agama, budaya, adat istiadat,
bahasa, kesenian, dls. Rasanya, ketika melihat kenyataan keberagaman yang
sedemikian banyak itu, mustahil untuk bersatu. Justru hal yang sebaliknya dapat
terjadi, yaitu rentan konflik dan perpecahan. Hal ini tecermin dari yang
diungkapkan oleh negara lain (Presiden Afganistan) kepada Presiden Joko Widodo.
(29-1-2018) “Hati-hati Presiden Jokowi, negaramu besar, 260 juta penduduk
adalah negara besar. Tetapi beragam, 714 suku yang ada di Indonesia sangat
besar sekali. Di Afganistan hanya ada 7 suku. Dijaga kerukunan persaudaraan
antar kampung dan antar suku. Kalau ada pertikaian antar tetangga, antar
kampung, segera selesaikan. Kalau ada perang antar suku, cepat-cepat selesaikan
jangan sampai seperti di Afganistan.” Puji Tuhan, di negara kita, keraguan akan
persatuan itu tertepis dengan adanya semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Dalam
bahasa Jawa Kuno, artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Dengan semboyan
itulah, bangsa Indonesia dapat bersatu sampai saat ini. Yang tadinya semboyan,
kini menjadi kenyataan; yang tadinya kepercayaan, kini menjadi kebenaran, “Lalu
percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.” (ay. 6)
▪ Indahnya kebersamaan dalam masyarakat tidak berhenti pada tidak adanya
permasalahan antar satu dengan yang lain, namun dengan kesediaan diri untuk
bergabung menyatukan diri dengan yang lain dalam kepentingan dan gerak bersama.
Contohnya terlibat dalam rapat/pertemuan RT/RW, ikut ronda di RT masing-masing,
kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar. Dengan terlibat dalam
kegiatan-kegiatan tersebut, kita telah menciptakan kebersamaan atau kerukunan.
3. PENUTUP
3.1. Rencana Aksi
(Pemandu mengajak para peserta pertemuan untuk
memikirkan aksi yang dapat dijalankan secara pribadi atau bersama untuk
meningkatkan partisipasi di tengah masyarakat.)
Sebagai wujud tindakan nyata dalam pertemuan
kedua Pendalaman Iman APP 2019, maka kita diajak untuk melaksanakan satu
kegiatan sebagai aksi kita dalam meningkatkan partisipasi kita di tengah
masyarakat yang majemuk. Aksi tersebut dapat dipilih salah satu dari beberapa
aksi berikut ini, namun peserta juga dapat melaksanakan aksi lain yang sesuai
dengan tema dan keadaan lingkungan sekitar.
• Berkunjung kepada warga sekitar yang berbeda agama.
• Mengunjungi pesantren, klenteng, vihara, pura, gereja lain, biara
(rumah-rumah ibadat).
• Kegiatan Gus Dur-ian
3.2. Doa Spontan Menanggapi Sabda
Tuhan
(Pemandu mengajak peserta untuk menanggapi pesan
Sabda Tuhan berkaitan dengan tema yang digumuli melalui doa spontan dan
selanjutnya mengajak seluruh peserta menggabungkan doa-doa tadi dengan doa Bapa
Kami dan Tanda Salib).
Bapak, Ibu, dan Saudara-i terkasih, kita akan
menanggapi Sabda Tuhan dengan doa-doa kita. Silakan Bapak, Ibu, dan Saudara-i
nanti mengungkapkannya. Marilah, sekarang kita hening sejenak untuk
mempersiapkan doa-doa kita.
-------------
hening sejenak ---------------
Allah, Bapa kami, dengarkanlah doa-doa dari umat-Mu yang berhimpun ini:
(Umat diberi kesempatan menyampaikan
doa-doanya dan setelah dianggap cukup, pemandu perlu menutup doa spontan dengan
kata-kata sendiri) Demikianlah ya Bapa, doa-doa yang
kami panjatkan kepada-Mu. Seluruh doa umat-Mu ini kami satukan dengan doa yang
diajarkan oleh Yesus, Putra-Mu kepada kami:
Bapa Kami…
3.3. Doa Penutup
Allah Bapa Yang
Mahakasih, kami bersyukur atas selesainya Pendalaman Iman APP ini. Terimakasih,
atas penyertaan-Mu sehingga kami mampu menangkap apa yang menjadi kehendak-Mu
atas situasi keanekaragaman di negara kami. Semoga benih persaudaraan dan
kerukunan selalu tumbuh di hati kami dimanapun kami tinggal. Sadarkanlah, kami
selalu untuk memegang erat apa yang menjadi kearifan lokal atau filosofi hidup
yang diwariskan oleh nenek moyang untuk kami dan anak cucu kami. Doa ini kami
sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
P Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh
Kudus.
U Amin.
P Dengan ini pertemuan Pendalaman Iman
telah selesai.
U Syukur kepada Allah.
3.4. Lagu Penutup
(Lagu yang disediakan dapat diganti dengan lagu lain
yang sesuai dengan tema dan situasi)
Bapak, ibu dan saudara terkasih. Marilah kita
akhiri pertemuan ini dengan menyanyikan bersama:
“Satu Nusa Satu Bangsa”
Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita
Tanah air, pasti jaya
Untuk
selama-lamanya
|
Indonesia pusaka
Indonesia
tercinta
Nusa bangsa
Dan bahasa
Kita bela bersama
|
No comments