Latest News

'

Renungan 24 Desember 2018, Luk 1:67-79


"... oleh rahmat dan belas kasihan Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera" (Luk 1:78-79).

Gelap dan terang adalah dua realitas kehidupan yang selalu mewarnai keseharian kita. Ambiguitas itu tidak hanya menyangkut tentang realitas alam tetapi juga mengenai kehidupan pribadi manusia. Setiap manusia memiliki aspek kegelapan dan terang, kejahatan dan kebaikan. Paulus berkata, "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat melainkan apa yang tidak aku kehendaki yaitu yang jahat yang aku perbuat" (Rm 7:19).

Kiranya kebenaran Firman itu tidak sulit dimengerti. Masing-masing dari kita tidak sulit bila harus menemukan dosa-dosanya. Jika kita tidak pernah mengakui bahwa kita telah berdosa, hal itu saja sudah berdosa karena kita menolak kerapuhan diri kita. Kita adalah pribadi-pribadi yang amat rapuh. Kita mudah sekali jatuh karena ambisi dan berbagai kepentingan diri. Karena nafsu ingin berkuasa, berpolitik menghalalkan berbagai cara. Karena nafsu akan kekayaan, pengabdian diganti dengan mencari imbalan. Kemanusiaan yang berjiwa sosial dan berkawan berubah menjadi lawan. 

Dalam dunia yang gelap itulah Yesus datang bagaikan Surya pagi. Ia adalah "Terang yang bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak bisa menguasainya" (Yoh 1:5). TerangNya ditunjukanNya lewat pelayanan yang penuh kasih. Dalam belas kasihNya Ia menjumpai orang yang sakit, miskin, tersingkir dan berdosa. Mereka semua dipulihkanNya agar hidup dalam sukacita. Di dalam Kristus, tidak ada diskriminasi berdasarkan suku, ras dan agama. "...tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Gal 3:28).

Nanti malam dan besok, kita menyambut Sang Terang itu. Kita kembali dipanggil untuk turut serta menjadi terang bagi sesama. Itulah warta Natal bagi kita. Selamat Natal. Tuhan memberkati kita. 

(Rm Y. Suratman)

No comments