Latest News

'

Renungan 16 Oktober 2018


Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan" (Luk 11, 37-41).

Kehidupan batin dan penampilan lahiriah selalu menjadi tema penting dalam hidup rohani. Setiap orang kristiani tidak pernah boleh melupakan pembinaan batinnya. Sebab apa yang keluar, yang kita tampilkan dalam tutur kata, sikap dan perilaku sehari-hari merupakan cermin dari apa yg ada di dlm batin kita. Jika batin kita lagi sakit, wajah dan cara kita berbicara dan bersikap pun ikut terpengaruh.

Kehidupan kristiani memiliki akar atau sumbernya dari lubuk batin yang terdalam, tempat bersemayamnya Tuhan sendiri. Karena itu pembinaan kehidupan batin tidak boleh dilupakannya bahkan hal itu jauh lebih penting dari pada make up dan perawatan wajah. Wajah cantik dan ganteng tidak banyak berarti jika tidak dibarengi dengan hati yang tulus dan suci.

Dalam kisah Injil hari ini Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi. Orang Farisi itu amat perhatian dengan ritual pembasuhan tangan sebelum makan. Maka ia amat heran karena Yesus tidak melakukan ritual itu sebelum makan. Menyikapi reaksi orang Farisi itu Tuhan Yesus berkata, "Kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan tetapi bagian dalammu penuh dgn rampasan dan kejahatan". Hati orang Farisi yang serakah dan jahat kurang diolah sementara ritual pembersihan tangan amat diperhatikannya. Ada orientasi penghayatan hidup rohani yang kurang pas karena aspek penampilan lahiriah amat ditekankan melebihi aspek batiniahnya.

Praktek keagamaan yang hanya mengupayakan segi ritual lahiriah, membuat kehidupan beragama menjadi formalitas belaka. Secara lahiriah memang kehidupan beragama menjadi nampak semarak dan meriah namun persoalan-persoalan moralitas tidak pernah menjadi perhatian. Dengan demikian agama tidak memberikan kontribusi bagi pembangunan kemanusiaan. Idealnya makin beriman orang akan semakin peduli dan berbelarasa terhadap sesamanya terutama kepada mereka yang kecil, lemah, miskin dan tertindas. Semakin masyarakatnya beragama, semakin masyarakat itu guyup rukun, adil dan makmur.

Mari kita periksa batin kita. Apakah semangat berlarasa, peduli dan cinta kepada sesama itu semakin kuhayati? Sudahkah aku tulus hati dalam pelayananku.

(Rm. Y. Suratman)

No comments