Latest News

'

Renungan 1 Oktober 2018, Ayub 1:6-22


"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalsmnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut" (Ayub 1:21-22).

Negeri kita sedang berduka. Di Donggala Palu terjadi gempa bumi dan tsunami yang memakan korban sangat banyak. Diberitakan bahwa lebih dari 700 orang meninggal dunia. Ditambah lagi kerusakan infrastruktur lain. Musibah yang terjadi ini memang penuh misteri yang sulit terjawab. 

Kitab Ayub memberikan kepada kita sebuah pengantar dan refleksi atas pengalaman penderitaan dan kejahatan yang kita alami di bumi ini. Kitab Ayub mulai dengan percakapan antara Tuhan dengan Iblis dan Allah cukup yakin dengan kesalehan Ayub untuk dicobai oleh Iblis. Di sini seakan-akan sprti ada pertaruhan antara Allah dengan Iblis. Setan pun juga yakin bahwa dia bisa membuat Ayub yang saleh itu mengutuki Tuhan atas penderitaan yang dialaminya. Dan upaya setan untuk mencobai Ayub itu tanpa henti. Reaksi awal Ayub saat ia mendapatkan musibah yang  bertubi-tubi itu nampak tabah dan ia menerimanya. Ia berkata, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah yang berbuat kurang patut". 

Sikap Ayub ini menjadi tantangan bagi kita semua. Apa yang bisa kita katakan dan bagaimana reaksi kita di saat kita sedang menghadapi musibah? Ayub memiliki kekayaan rohani yang luar biasa untuk membimbing dan mendampingi kita di saat kita menghadapi penderitaan itu. Maka bacalah Kitab Ayub dan kita akan mendengarkan nasehatnya itu! 

(Rm. Y. Suratman)

No comments