Latest News

'

Renungan 10 September 2018, 1 Kor 5:1-8


"Tidak tahukah kalian, bahwa ragi yang sedikit saja dapat meresapi seluruh adonan? Maka buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru sebab kalian memang tidak beragi" (1Kor 5:6).

Kata-kata Paulus ini menjadi kunci untuk memahami keseluruhan teks 1 Kor 5, 1-8. Di Korintus, umat kristiani perilakunya tidak bermoral. Anak dan ibunya menjalin relasi layaknya suami istri. Kehidupan moral yang tak baik itu digambarkan dengan istilah "ragi yang lama", yang sudah tak bisa dijadikan adonan untuk membuat roti, alias tak berguna lagi. Jadi kira-kira artinya bahwa orang-orang yang perilakunya tak bermoral itu sudah tak berarti apa pun bagi orang lain, justru malah hanya merusak atau ngotori saja. Solusinya adalah "buanglah ragi yang lama itu supaya kalian nenjadi adonan yang baru sebab kalian memang tidak beragi". Membersihkan perilaku yang kurang baik itu adalah satu-satunya cara untuk menjadikan kita manusia yang baru. Bersediakah kita membaharui diri? Lalu bagaimana caranya?

Paulus menyadarkan kita bahwa Kristus, Anak Domba Paskah kita sudah disembelih. Ia dikorbankan untuk penghapusan dosa kita dan karena Dia kita telah menjadi manusia baru. Kita diselamatkan oleh Kristus. Karena itu marilah kita berpesta bukan dengan ragi yang lama bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan melainkan dengan roti yang tidak beragi yaitu kemurnian dan kebenaran. Artinya kita dipanggil untuk menjaga dan memelihara hidup baru yang kita miliki itu supaya tetap suci dan tak bercela. Kita tetap hidup dengan moralitas kristiani yang baik dan benar. Sudahkah kita memelihara kesucian dan kebenaran ini? 

Ingat, bahwa perilaku kita sedemikian besar pengaruhnya bagi orang lain. Maka marilah kita tunjukkan keteladanan hidup yang baik agar kebaikan makin menyebar kemana-mana.

(Rm Y. Suratman)

No comments