Latest News

'

Renungan 27 Desember 2018


"Apa yang telah ada sejak semula yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami tuliskan kepada kamu" (1 Yoh 1:1).

Yohanes menulis dan mewartakan Firman yang hidup, dari apa yg telah didengar, dilihat, disaksikan dan dirabanya dgn tangannya sendiri. Dgn kata lain, Yohanes memberitakan dan menulis tentang kehidupan Tuhan Yesus berdasarkan dari apa yg dialaminya sendiri. Dia telah bertemu secara pribadi dgn Yesus, saat menjadi rasul. Bahkan ia menjadi salah satu dari ketiga rasul yg amat dekat dgn Yesus. Dgn perjumpaannya itu ia telah "melihat dan percaya" kepada Yesus. 

Pengalaman perjumpaan dan imannya dgn Yesus itu ia tulis dalam Injil Yohanes dan tiga surat lainnya. Tulisan-tulisannya menjelaskan tentang Pribadi Yesus yg sangat kaya dan mendalam. Di dlm Prolog (pengantar) Injil Yohanes (1:1-18), ditampilkan tema-tema singkat yg akan dijabarkan dlm bagian Injil berikutnya. Misalnya Yesus sbg Terang dunia, kemuliaan Yesus, hubungan Anak dan Bapa, dll. Maksud ditulisnya Injil dan surat-suratnya itu adalah supaya kita percaya bhw Yesus itu Mesias Anak Allah dan spy kita oleh iman itu memperoleh hidup/selamat (bdk. Yoh 20:30).

Jadi kita sangat bersyukur karena telah memiliki warisan luhur berupa tulisan Yohanes yg telah mengalami Yesus sendiri. Dgn tulisannya itu kita diharapkan menjadi semakin beriman kepada Yesus sbg Mesias, Anak Allah. Dan berkat iman itu kita akan selamat. Berkat tulisannya kita yg tdk pernah berjumpa langsung dgn Yesus pun bisa ikut mengalami kekayaan Pribadi Yesus yg menyelamatkan kita. 

Nah, apakah kita rajin membaca dan merenungkan tulisan-tulisan Yohanes itu? Apakah berkat tulisan itu iman kita kpd Tuhan Yesus semakin bertumbuh dan berbuah? Apakah proses pertumbuhan iman di dalam diri kita juga terjadi hingga kita bersedia menjadi pewarta seperti Yohanes itu? 

(Rm Y. Suratman)

No comments