Latest News

'

Renungan 19 Desember 2018, Luk 1:5-25


Kata Zakaria, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku! Sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang" (Luk 1:25).

Injil Lukas pada hari ini mengisahkan tentang kehamilan yang secara biologis tidak mungkin. Elisabet dianggap sudah mandul dan berusia sudah lanjut, maka secara fisik dan biologis ia tidak mungkin bisa hamil. Akan tetapi kenyataannya dia mengandung. 

Kehamilan orang yang mandul dilihat sebagai salah satu cara dari Tuhan untuk ikut campur tangan dalam sejarah manusia. Saya beberapa kali menjumpai orang yang hamil setelah sekian tahun menikah. Mereka bersukacita dan mengatakan bahwa Tuhan mendengarkan doa-doa mereka.

Dalam Injil hari ini, campur tangan Allah itu terjadi pada para seorang wanita yang sedang mengalami aib karena mandul. Aib yang dialaminya sebenarnya bisa menjadi ujian bagi imannya. Ada orang yang sangat menderita karena tidak kunjung hamil dan punya anak setelah menikah. Ia sudah berdoa terus dan berupaya secara maksimal tapi belum juga berhasil. Situasi ini bisa membuat orang menjadi frustrasi. Namun tidak demikian dengan Elizabet dan Zakaria. Mereka akhirnya mampu mempercayakan diri pada rencana Allah.

Kehamilan Elisabet, mempertegas bagi kita adanya campur tangan Allah dalam drama kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan yang suram dan tampaknya sudah tanpa pengharapan sekalipun. Maka kemandulan ini, bisa dimaknai dalam arti yang lebih luas, bukan hanya menyangkut masalah biologis namun juga terkait dengan masalah kesulitan, penderitaan dan problem lainnya. Campur tangan Allah yang membawa suka cita ini juga dapat terjadi dalam persoalan-persoalan tersebut. Tentu hal ini menuntut kerja keras dan kebaikan dari orang-orang yang beriman, seperti Elizabet dan Zakaria. Mereka adalah orang-orang yang membuat pengharapan dan sukacita dari Allah itu menjadi kenyataan.

Di masa adven ini kita dipanggil untuk menjadi pembawa pengharapan melalui karya dan tindakan baik kita agar sukacita dari Allah itu menjadi sebuah kenyataan. Kebaikan-kebaikan apa saja yg bisa kulakukan di hari-hari ini? 

(Rm Y. Suratman).

No comments