Refleksi atas sejarah Paroki HKY Tegal
Dari
catatan sejarah Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Tegal, nampak jelas bahwa umat Paroki Tegal pada awal mula didominasi
oleh orang-orang Belanda. Hal ini memang masuk akal karena pada saat itu
wilayah kita dikuasai oleh Belanda. Gereja Katolik masuk ke daerah “Keuskupan
Purwokerto” karena orang-orang Belanda yang bertugas sebagai pegawai pemerintah
dan tentara pada pemerintahan Hindia Belanda. Para Pastor dan Suster
pertama-tama datang untuk melayani kebutuhan rohani mereka. Selanjutnya ada “batur” (orang Jawa yang menjadi pembantu
keluarga Belanda) dan beberapa orang Tionghoa yang menjadi Katolik.
Dalam perkembangan selanjutnya, jumlah orang Katolik Jawa dan
Tionghoa bertambah, sedangkan golongan Eropa terus berkurang sejak dimulai pada
tahun 1942 hingga akhirnya habis. Jumlah umat Katolik mengalami lonjakan cukup
berarti sesudah tahun 1965. Namun demikian pertambahan umat Katolik di
Keuskupan Purwokerto ini pertama-tama bukan karena pertobatan orang setempat,
melainkan para pendatang dari daerah Jogjakarta dan sekitarnya yang karena
pekerjaannya akhirnya menetap di sini dan menjadi tokoh-tokoh umat. Tidak ada
data yang pasti berapa jumlah umat Katolik yang berasal dari daerah setempat,
namun dari perkiraan kelihatannya jumlahnya sedikit sekali. Oleh karenanya
tidaklah sulit untuk dimengerti jika Gereja Katolik tetap menjadi sesuatu yang
asing bagi masyarakat setempat.
Pengakaran Gereja dalam masyarakat rasa-rasanya menjadi tugas yang
masih jauh dari selesai. Ini memang bukanlah karya yang mudah, apalagi mengingat
karakter budaya masyarakat Tegal (pantura pada umumnya) dan kondisi
religiusitas mereka yang sangat resisten terhadap Kekatolikan. Walaupun
tantangannya tidak ringan, iman Katolik harus tetap diwartakan kepada
masyarakat. Caranya? Karya pendidikan yang diupayakan oleh Para Suster PBHK
melalui Yayasan Asti Darma, merupakan salah satu cara yang efektif untuk
memperkenalkan kehadiran Gereja Katolik di tengah masyarakat. Selain itu perlu
dikembangkan relasi atau dialog dengan berbagai kelompok lintas iman. Maka
tepat apa yang diupayakan oleh Panitia HUT Paroki ke 90 untuk mengadakan
kegiatan Buka Puasa Bersama dengan saudara-saudari Islam pada tanggal 15 Juni
2017. Persaudaraan antar umat beriman ini juga terwujud dengan keterlibatannya
Gereja Katolik dalam Kepanitiaan Donor Darah NKRI yang terselenggara pada hari
Minggu 27 Agustus 2017 di GOR Wingsanggeni Tegal. Tujuh lembaga keagamaan
(Katolik, Kristen, NU, Muhamadiyah, Hindu, Buda dan Konghucu) menyelenggarakan
donor darah massal bagi NKRI. Kehadiran Gereja Katolik harus makin relevan dan
signifikan di tengah masyarakat yang majemuk ini.
Potensi umat Paroki Tegal sangat mendukung untuk menjadikan Gereja
Hati Kudus Yesus Tegal menjadi relevan dan signifikan di tengah-tengah
masyarakat Tegal khususnya. Semoga peringatan 90 tahun Gereja Katolik Paroki
Hati Kudus Yesus Tegal ini semakin mendorong Gereja untuk semakin peduli
terhadap masyarakat agar Kerajaan Allah semakin dapat dirasakan kehadirannya.
Dikutip dan direvisi dari buku kenangan 90 tahun Paroki HKY Tegal.
No comments