Latest News

'

Minggu Adven I/C: Apa yang perlu dilakukan untuk menyambut kedatangan Tuhan?


Dalam Bacaan Kedua (1Tes 3:12-4:2) yang kita dengarkan di Minggu Adven I/C ini, Rasul Paulus mengundang kita untuk mempersiapkan “kedatangan Tuhan Kita Yesus Kristus” (1Tes 5:23) dengan menjaga supaya roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara sempurna dengan tak bercacadalam rahmat Allah. Paulus menggunakan kata “kedatangan” yang dalam bahasa Latin adalah Adventus yang menjadi akar kata dari istilah “Adven”. Kata Adventus bisa diterjemahkan sebagai “kedatangan”, “kehadiran” ataupun “datangnya”. Dalam pemahaman semacam ini, Bacaan-bacaan Kitab Suci di hari Minggu Adven I/C mewartakan kepada kita tiga macam kedatangan Kristus sang Raja penyelamat kita.
Bacaan pertama dari Kitab Nabi Yeremia (Yer 33:14-16) menunjuk secara profetis pada kedatangan Yesus, Raja dan Penyelamat kita : “Aku akan menumbuhkan Tunas Keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri” (Yer 33:15). Itulah kelahiran Bayi Yesus di Betlehem, yang kita persiapkan selama empat minggu ini. Itulah yang kita sebut sebagai kedatanganNya yang pertama.
Dalam penggunaan peristilahan yang menggambarkan datangnya akhir dunia, bacaan Injil (Luk 21:25-28.34-36) menyampaikan kepada kita: “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya” (Luk 21:27). Inilah yang sering kita sebut sebagai Parousia atau Kedatangan Yesus yang kedua kalinya, yaitu pada akhir zaman.
Namun warta Sabda Tuhan juga menunjukkan makna ketiga dari kedatanganNya, yaitu yang menghubungkan kedatangan Yesus yang pertama dan kedua. Inilah yang dikatakan dalam Bacaan kedua (1Tes 3:12-4:2), yaitu menyambut kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan kita saat ini dan di sini, dalam hidup harian kita. Dengan menyambut kehadiran Yesus dalam hidup kita sehari-hari, kita mengimani kedatanganNya yang pertama di Betlehem dan mempersiapkan diri untuk menyambut kedatanganNya yang kedua pada saat yang tidak kita ketahui kapan waktunya : “Semoga Ia menguatkan hatimu supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, bersama orang kudus-Nya.”
Permenungan akan ketiga kedatangan Kristus inilah yang kita dalami selama empat minggu sebelum Hari Raya Natal, yang disebut sebagai “Masa Adven”. Dengan demikian dalam masa adven ini, kita tidak hanya menantikan perayaan kedatangan Kristus yang pertama dengan segala kemeriahan Natal, namun juga kedatangan Kristus yang kedua pada akhir zaman dan kedatangan/kehadiran Kristus dalam hidup kita sehari-hari.
Dengan demikian menjadi jelaslah bagi kita bahwa warta akhir zaman dalam Kitab Suci bukanlah untuk membuat kita takut, gelisah dan panik.  Musuh terbesar manusia pada dasarnya adalah justru ketakutan dan kecemasan, terutama tentang masa depan. Bacaan Injil tadi mengatakannya: “Bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.  Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang” (Luk 21:25-26).
Maka, Yesus mengatakan kepada kita agar jangan takut. “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat” (Luk 21:28). Warta Sabda Tuhan tentang akhir zaman justru memberikan semangat dan dorongan pada kita agar menghidupi hidup kita saat ini dengan bersungguh-sungguh.
Berbeda dengan perjalanan menggunakan bus/kereta/kendaraan pribadi di mana kita tahu perkiraan jarak dan waktu tempuh untuk sampai ke tempat yang mau dituju, dalam perjalanan kehidupan, kita tidak tahu pasti berapa lama waktu perjalanan hidup kita (90, 60, 37, atau hanya 27 tahun). Namun sebenarnya, tidaklah penting berapa lamanya. Yang justru lebih penting adalah apa yang kita lakukan selama perjalanan hidup kita ini.
Warta Sabda Tuhan tentang akhir zaman memberikan inspirasi bagi kita apa yang perlu dilakukan dalam perjalanan hidup kita. Jika kita ingin merayakan kedatangan Yesus yang pertama dan mempersiapkan diri untuk menyambut kedatanganNya yang kedua, apa yang harus kita buat adalah menyadari kehadirannya dalam setiap saat hidup kita: “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi… Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa…” (Luk 21:34.36). Dan seperti dikatakan oleh Paulus kepada jemaat di Tesalonika: kita harus hidup supaya berkenan kepada Allah dengan lebih bersungguh-sungguh lagi (bdk. 1Tes 4:1).
Semoga kita semakin hidup berkenan kepada Allah.

(Rm. D. Dimas Danang A.W.)

No comments