Minggu Biasa 33/B : Ajaran Yesus tentang akhir zaman
Semua pengajaran Yesus bertujuan untuk mengarahkan murid-muridNya kepada BapaNya. Dalam Bacaan Injil (Mrk 13:24-32) yang kita dengar pada hari Minggu Biasa XXXIII/B ini, hal itu dilakukan oleh Yesus secara tak terduga: Ia menubuatkan apa yang saat itu nampaknya akan segera terjadi, yaitu apa yang kita sebut sebagai akhir zaman.
Kesinambungan
karya Allah
Yesus Kristus meyakinkan para muridnya akan kehadiranNya
pada saat penting ini: pada akhir zaman, Ia akan ada di sana. Sebagaimana
penciptaan dunia ini dimulai dengan pemisahan terang dan gelap serta kemudian penciptaan benda-benda penerang dan
bintang-bintang di langit (bdk. Kej
1:14-18), maka pada saat berakhirnya dunia ini “matahari akan menjadi gelap,
dan bulan tidak bercahaya; bintang-bintang akan berjatuhan dari dari langit,
dan kuasa-kuasa langit akan goncang” (Mrk 13:24-25). Dengan demikian Sabda Yesus
ini memastikan kesinambungan karya ilahi dari penciptaan sampai akhir zaman.
Dalam situasi gonjang-ganjing
akhir zaman, Sabda Allah adalah penjamin yang memberi makna akan senantiasa hadirnya
kuasa ilahi : “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan
berlalu” (Mrk 13:31). Yesus meyakinkan dan menyadarkan murid-muridnya akan masa
depan yang melampaui daya pikir mereka, masa depan yang hanya ada di tangan
Allah Bapa. Yesus berpasrah diri kepada Bapa dan membantu murid-muridnya untuk
melakukan hal yang sama, tanpa takut ataupun malah melarikan diri dari
penantian akan masa depan yang bukan berada di tangan manusia. Kepasrahan ini
mencerminkan iman bahwa Allah “tidak [akan] menyerahkan aku ke dunia orang
mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan” (Mzm 16:10).
Keyakinan pada Allah : antara
kecemasan dan kepercayaan
Ajaran Yesus tentang akhir zaman, atau disebut juga
sebagai kedatanganNya yang kedua kali, tidaklah sederhana. Pertama,
karena Ia berbicara tentang hal-hal yang rumit. Akhir zaman adalah gagasan yang
dapat menimbulkan kecemasan atau bahkan malah bisa dianggap hanya omong kosong.
Kedua, karena Yesus menggali sisi ketidaktahuan manusia akan kapan datangnya
akhir zaman : “Tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, […] hanya
Bapa saja” (Mrk 13:32). Dengan demikian, Yesus tidak mencoba untuk
menyingkirkan atau menghilangkan ketegangan dan kecemasan akan akhir zaman. Ia justru
menunjukkan bahwa hanya Allah sendirilah yang bisa mengendalikan segala sesuatu
yang akan terjadi itu.
Di hadapan kegelisahan akan kedatangan akhir zaman, Yesus menasihati
para murid untuk sungguh yakin pada Allah Sang Penyelenggara, tanpa menghapus
keraguan mereka dengan jawaban-jawaban mudah untuk sekedar menghibur. Ketakutan
yang terkait dengan akhir zaman yang bisa saja ada dalam diri kita ini sangat
mirip dengan ketakutan yang muncul di hadapan akhir kehidupan kita
masing-masing (bdk. Dan 12:1-3).
Pesan Yesus sangatlah jelas: percayalah pada kehadiran Sang Putra Allah dan
pada kesinambungan janji Allah Bapa atas seluruh hidup kita (bdk. Ibr 10:11-14.18). Dalam keyakinan
tersebut, kita pun berani berseru : “Jagalah aku, ya Allah, sebab padaMu aku
berlindung; […] Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!”
(Mzm 16:1-2).
(Rm. D. Dimas Danang A.W.)
No comments