Latest News

'

Penyembuhan Luka Batin



PENGANTAR

Seorang gadis menceritakan keluh kesahnya. Dia seringkali diliputi rasa cemas dan bersalah yang berlebihan, setelah melakukan sesuatu yang kurang berkenan di hati orang lain. Sejujurnya, apa yang telah dilakukannya bukanlah menjadi alasan untuk itu. Jadi, sebenarnya dia terlalu sensitif untuk hal yang demikian, karena hanya sebuah kesalahan yang sangat kecil saja, dia harus “menghukum” dirinya sedemikian rupa. Teman-temannya sering kali mencoba meyakinkan gadis ini bahwa perbuatan yang dilakukannya bukanlah suatu masalah. Akan tetapi, perasaan tersebut masih saja membebani dia. Dia menjadi sangat tersiksa sehingga takut bila mendapat suatu tanggungjawab yang cukup besar, karena dia takut mengecewakan orang yang memberikan tanggungjawab tersebut. Dengan demikian, dia harus berjuang untuk menyeimbangkan perasaan dan tanggungjawab yang dijalankannya.

Setelah mengikuti Retret Penyembuhan Batin, baru dia mengetahui bahwa sebenarnya ada “sesuatu” dibalik semua peristiwa yang dialami selama ini. Usut punya usut, ternyata sewaktu dia berada di dalam kandungan, sang ibu merasa takut hamil lagi, sementara anaknya masih kecil. Sang ibu sangat takut, orang tuanya yang sering turut campur dikeluarganya menjadi marah akibat dia hamil lagi. Selama masa kehamilan, sang ibu ini selalu diliputi rasa takut dan was-was. Dia selalu berusaha membuat hati orang tua dan mertuanya senang, supaya dia tidak dipersalahkan dengan kehamilannya itu.

Apapun yang dia kerjakan, dibuatnya sesempurna mungkin supaya tidak ada alasan bagi mereka untuk memarahinya. Dia selalu mengorbankan diri sendiri, apapun akan dilakukan supaya tidak dipersalahkan atas kehamilan tersebut. Semuanya di simpan sendiri dengan rapinya hingga sang suami pun tidak mengetahui perjuangannya. Semuanya dilakukannya secara sempurna dan bila dipandang kurang sempurna dia akan merasa ketakutan, takut mendapat teguran yang pada akhirnya akan mempersalahkan tentang kehamilannya tersebut.

Setelah gadis ini didoakan penyembuhan batin pada masa dalam kandungan, dia mengatakan bahwa ada suatu dalam batinnya yang lepas dari dirinya. Suatu ketenangan dan ketenteraman yang dia rasakan. Hidup terasa menjadi ringan dan tiada beban. Semua tugas-tugas dapat dilakukan dengan ringan dan cepat selesai.

Pengalaman seperti di atas mungkin juga kita alami. Masih banyak lagi pengalaman-pengalaman negatif yang disebabkan oleh luka batin dan menyebabkan efek-efek yang tidak mengenakkan di masa sekarang.

PENYEBAB LUKA BATIN
Setiap kita, manusia, mempunyai alam bawah sadar. Alam bawah sadar, seperti komputer yang dapat merekam segala pengalaman dan peristiwa yang pernah dialami selama hidup di dunia ini, baik peristiwa atau pengalaman yang menyenangkan (positif) maupun yang menyakitkan (negatif).

Masa-masa yang rawan untuk luka batin:

1. Masa dalam Kandungan

Alam bawah sadar sudah dapat merekam sejak kita berada dalam kandungan. Jadi, apa yang dialami dan dirasakan oleh sang ibu, si janin sudah ikut merasakan dan apa yang dirasakan ini terekam dalam alam bawah sadarnya. Maka dari itu, apabila sang ibu yang sedang mengandung mendapatkan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, ini akan mempengaruhi si bayi yang ada dalam kandungan. Demikian pula bila pada masa kehamilannya dia mendapatkan perlakuan yang kurang wajar ataupun kesedihan-kesedihan yang dialaminya, maka inipun akan sangat berpengaruh bagi si bayi. Lebih-lebih lagi, bila bayi dalam kandungan mendapat penolakan atau tidak dikehendaki dilahirkan atau malah pernah akan digugurkan tetapi tidak berhasil. Ini sangat-sangat berpengaruh pada si anak nantinya.

Anak yang pada masa dalam kandungan mendapat penolakan seringkali mengakibatkan si anak menjadi pemberontak, penakut, marah tanpa alasan, dan lain sebagainya.

Atau bila si ibu pada masa kehamilannya, dia mengalami tekanan, rasa kuatir dan putus asa, maka si anak juga akan membawa perasaan-perasaan yang dialami si ibu.
2. Masa Kelahiran

Saat kelahiran adalah saat-saat yang singkat tetapi pada saat-saat yang singkat itupun tidak luput dari bebasnya akar luka batin. Mungkin terjadi kelahiran yang sulit, dan bila terjadi demikian biasanya menjadikan si anak kurang percaya diri, takut tampil di muka umum, atau juga sering merasa bersalah. Atau kelahiran prematur, si anak akan sering merasa minder, tidak berdaya, dan selalu bergantung dengan orang lain.
3. Masa Bayi

Bayi yang seringkali ditinggal oleh orang tuanya (karena kesibukan orang tua) dan diserahkan kepada pembantu, akan membuat si anak mencari perhatian dari orang lain, karena pada waktu bayi kurang perhatian dan kasih sayang sehingga nantinya akan mencari sesuatu yang kurang itu dalam diri orang lain.
4. Masa Kanak-kanak

Masa kanak-kanak juga menjadi masa yang rawan untuk luka batin. Sebagai contoh, ceritera seorang gadis lagi yang semasa kecilnya seringkali mendengar dan menyaksikan pertengkaran orang tuanya. Ketika peristiwa tersebut terjadi, dia merasa sangat ketakutan dan sebagai anak-anak dia tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegah pertengkaran itu, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis. Ternyata peristiwa ini sangat membekas dalam pikiran dan hatinya sehingga pada masa dewasa, bila dia mendengar suatu keributan-keributan dia akan merasa sangat ketakutan dan tak jarang dia akan menangis bila mendengar keributan itu. Akan tetapi, setelah penyembuhan batin dengan mengampuni kedua orang tua dan peristiwa tersebut, maka dia dilepaskan dari ketakutannya.
5. Masa Remaja atau Dewasa

Masa remaja ataupun masa dewasa (sekarang) pun juga masih dapat menjadi akar dari luka batin. Misalnya seorang yang pernah dilecehkan atau pernah diperkosa. Trauma dan peristiwa yang menyakitkan itu akan sangat membekas dan bisa membuat dia antipati dengan lawan jenis sehingga dia menjadi takut menikah.
METODE PENYEMBUHAN LUKA BATIN

Dengan contoh-contoh pengalaman seperti yang disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa efek dari luka batin selain mempersulit dan mempengaruhi dalam kehidupan bersama orang lain. Juga, yang paling dapat dirasakan adalah hilangnya kedamaian dalam hati. Melalui penyembuhan luka batin maka kedamaian yang hilang itu akan dapat diperolehnya kembali.

Kedamaian yang sejati adalah yang dari Yesus sendiri, maka dengan penyembuhan batin yang didasarkan atas kasih Allah dan dengan pengucapan syukur kepada-Nya maka akan mengembalikan damai yang dari Yesus yang mengatasi segala persoalan (Fil 4:7).

Penyembuhan tidak akan terjadi hanya dari satu pihak saja. Kedua belah pihak harus ada, yaitu si penderita dan Tuhan sendiri. Kita tahu pasti bahwa Tuhan selalu terbuka bagi anak-anak-Nya yang datang mohon kesembuhan, jadi tinggal dari pihak yang terluka yang harus bekerjasama dengan rahmat kesembuhan dari Tuhan. Maka dari itu, dalam penyembuhan ini ada syarat-syarat untuk mendapatkan kesembuhan, syarat tersebut antara lain:


  1. Kemauan dari si penderita untuk sembuh. Tuhan sendiri tidak dapat memaksakanrahmat kesembuhan bagi seseorang (lih. Yoh 5:6).


  2. Semangat untuk mengampuni, karena orang yang tidak mau mengampuni berarti menghalangi rahmat Allah. Pengampunan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan penyembuhan (lih. Mrk 11:25-26). Pengampunan di sini adalah mengampuni orang yang telah melukai hatinya, mengecewakannya, membencinya dan lain-lain. Pengampunan pertama-tama adalah soal keputusan dan bukan perasaan.


  3. Bila ada dosa, pertama-tama si penderita harus diajak untuk bertobat terlebih dahulu dan dia harus mempunyai keinginan untuk bertobat karena dosa dapat menghalangi karya Tuhan.


  4. Memiliki iman, meski kadang-kadang hal ini tidak mutlak, karena adakalanya Yesus juga menyembuhkan orang yang belum memiliki iman. Hal ini dilakukan oleh Yesus agar nama Bapa dimuliakan melalui karya penyembuhan tersebut.


Dalam doa penyembuhan batin harus ada sikap keterbukaan dari si penderita kepada orang yang akan mendoakan. Sebelum memulai doa penyembuhan batin, dicari dahulu akar-akar terdalam dari luka batin yang menjadi induk dari luka batin tersebut. Setelah ditemukan apa akarnya, bisa berdoa dengan imajinasi iman, yaitu dengan mengenangkan kembali peristiwa pahit yang telah terjadi dalam kehidupannya dan kemudian menghadirkan Yesus dalam peristiwa itu.

Memang cara ini belum tentu semua orang bisa masuk dalam peristiwa pahitnya. Terlebih bagi yang mempunyai luka yang teramat dalam sehingga sangat sulit dan tidak mampu untuk membayangkannya, kadang baru mulai membayangkan sudah ketakutan pada rasa sakit yang pernah dialaminya itu. Bagi kasus yang demikian, si pendoa harus mengambil alih dengan memohon kepada Yesus untuk menuntun kembali ke masa lalunya. Pendoa bisa membayangkan kembali peristiwa tersebut bersama Yesus, berdasar dari cerita si penderita dengan berimajinasi dengan suara keras kemudian si penderita mengikuti tuntunan dari si pendoa. Dalam doa bisa membangkitkan iman si penderita dan iman si penderita sendiri bisa melepaskan kuasa Tuhan untuk penyembuhan.

Metode atau cara penyembuhan batin ini adalah sarana manusiawi yang didasarkan pada suatu pengalaman tertentu, namun metode bukanlah hal yang mutlak harus dilakukan dan dipaksakan, karena pada dasarnya karya penyembuhan adalah merupakan karya Roh Kudus. Oleh sebab itu, dalam doa penyembuhan batin ini peranan pendoa sebenarnya hanya sebagai katalisator dan sesungguhnya yang menjadi penyembuh adalah Tuhan Yesus sendiri.

Suatu hal yang menarik dan sulit untuk dimengerti dengan pikiran kita manusia adalah ketika penyembuhan berlangsung, ternyata Tuhan tidak saja menjamah dan menyembuhkan si penderita tetapi juga menjamah orang yang melukai penderita sehingga kembali memulihkan hubungan diantara mereka.

Apabila sudah disembuhkan dari luka-luka batinnya maka tidak perlu untuk mengingatnya lagi. Lebih baik mengingat kasih Tuhan yang telah menyembuhkan dan memulihkan, sehingga itu dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan selanjutnya.


No comments