Latest News

'

Minggu Sabda Allah

     
Add caption
     Ditetapkannya Minggu Biasa III sebagai Minggu Sabda Allah oleh Paus Fransiskus, akan semakin mendorong Gereja untuk menyegarkan kembali panggilan mewartakan Kabar Sukacita sehingga setiap orang beriman menghidupi Sabda yang menjadi manusia.Penegasan ini disebutkan oleh Lembaga Biblika Indonesia dalam pengantar terjemahan dokumen Paus tersebut. Berikut ini kutipan dari pengantar adanya Motu Proprio tersebut. 
       Pada tanggal 30 September 2019, pada peringatan Santo Hieronimus, di awal tahun ke-1600 kematiannya, Paus Fransiskus telah menerbitkan Surat Apostolik Aperuit illis, berupa Motu Proprio yang menetapkan hari Minggu Sabda Allah. Ditetapkan "bahwa Hari Minggu III Masa Biasa diperuntukkan bagi perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah" (no 3).
       Dalam Motu Proprio (secara harfiah, "atas inisiatifnya sendiri"), Paus Fransiskus menyatakan bahwa perayaan Hari Minggu Sabda Allah ini memiliki "nilai ekumenis, karena Kitab Suci, bagi mereka yang mendengarkannya, menunjukkan jalan yang perlu diikuti untuk mencapai kesatuan yang otentik dan kokoh" (Aperuit illis, no 3). Tidak kebetulan bahwa Hari Minggu Sabda Allah ditetapkan pada HM III Masa Biasa yang jatuh di sekitar masa Pekan Doa Sedunia Untuk Persatuan Umat Kristiani. Penetapan pada Hari Minggu III ini juga menarik karena bacaan Injil Hari Minggu itu selalu menandai permulaan pewartaan Yesus di Galilea, pemberitaan injil yang akan diteruskan dalam Liturgi Gereja selama Masa Biasa berdasarkan bacaan kontinyu injil Matius, Markus, atau Lukas. Maka Surat Apostolik berpesan agar “Hari Minggu yang diperuntukkan bagi Alkitab hendaknya terjadi bukan ‘satu kali setahun’ melainkan ‘satu kali untuk seluruh tahun’ karena kita merasa sungguh perlu menjadi bersahabat dan akrab dengan Kitab Suci dan Yesus yang bangkit” (no 8).
       Paus Fransiskus sadar bahwa “di gereja-gereja lokal sudah ada suatu kekayaan kegiatan yang membuat Sabda Allah makin mudah diakses oleh umat beriman” (no 2), seperti misalnya dalam Gereja Katolik di Indonesia sudah ada Hari Minggu Kitab Suci dan Bulan Kitab Suci Nasional pada bulan September. Paus tidak bermaksud menggantikan kegiatan-kegiatan setempat seperti itu. Namun, sebagai tanggapan atas permintaan dari umat beriman di seluruh dunia, ia menambah satu Hari Minggu Sabda Allah untuk dirayakan bersama oleh seluruh Gereja Katolik Sedunia.
       Paus Fransiskus mengundang gereja-gereja lokal untuk menemukan cara-caranya sendiri untuk menghayati Hari Minggu Sabda Allah ini. Dalam Motu Proprio (no 3) hanya disebut beberapa kemungkinan, seperti misalnya pentahtaan Kitab Suci dalam perayaan Ekaristi; tekanan pada pewartaan atau homili sedemikian sehingga pelayanan yang diberikan kepada Sabda Tuhan menjadi tampak; mungkin juga perayaan pelantikan Lektor oleh Uskup, atau pembinaan dan pelantikan pelayan-pelayan firman pada tingkatan lainnya, dll.

No comments